Lama-
kelamaan tampaknya setiap akhir pekan sudah menjadi agenda kami melalak kesana-
kemari mencari tempat wisata, dari yang terdekat sekitaran kota Medan maupun luar kota medan pun kami tempuh,
jarak yang jauh tak kami persoalkan, asal emosi kami terluapkan. Budget
sedikitpun tak kami ambil pusing walau sering merasa pas- pasan, alhamdulillah
yaaaach, namanya juga cerita pas- pasan, pas buat ngisi minyak, pas buat makan,
pas buat pegangan bila terjadi hal yang kami paling tidak inginkan, misalnya;
bocor ban, putus rante, busi basah, macam lah, namanya juga ujian bisa datang
kapan saja dan di mana saja, mau tidak mau, suka tidak suka, mesti kami terima
dengan lapang dada. Lakin, itu tidaklah kami katakan sebagai ujian melainkan
"Gula- gula asam yang memberikan banyak rasa di setiap perjalanan
kami". Seperti pada foto di bawah ini kami lagi nungguin kompor rezki si
abang tukang tempel ban.

Kog
ceritanya kami nungguin kompor? kompor apaan?
kompor
yang kami tungguin adalah kompor penghidupan si abang tukang tempel ban, kompor
tempel ban yang memberikan rezki bagi si abang dan keluarga kecilnya, buka dari
pagi sekitaran pukul 08.00 dan tutup di malam hari pukul 22.00 WIB, itu pun
kalau banyak pelanggan apes, kalau enggak ya tidak menutup kemungkinan si abang
menunggu hingga larut malam untuk mengumpulkan setiap pundi- pundi yang ia
peroleh dan ia kumpulkan dari hasil keringatnya. Setelah ban yang ditempel telah masak maka kami melanjutkan kembali perjalanan.
******


Kami pun berinisiatif setelah kami saling tolak- tolakan mau bertanya akhirnya salah satu dari kami memberanikan diri bertanya sama penduduk setempat, kebetulan orang yang kami tanyai abang RBT (Ojek).
"Oalah.. mas.. mas.. kalian balik lagi ke belakang, nanti kalau udah nyampek simpang mesjid silau dunia, itu terus aja, gak ada belok- belok, setelah itu nanti orang mas jumpa pertigaan lagi, kalian ke kanan masuk dari simpang kantor polisi/ kantor batalyon infanteri, setelah itu terus aja dan nanti lokasinya sebelah kiri." Jelas si abang RBT.
"Ha? Pertigaan lagi?" Sahut kami refleks.
"Iya mas, paling kalau dari sini (simpang kerapuh) 2 jam kesana, 1 jam ke pertigaan kantor polisi dan 1 jam lagi masuk ke kanan (lokasi)". Tambahnya lagi.
"Oh iya bang, makasih banyak ya". Salamu 'alaykum." Jawab kami sambil memberi salam.
"Enggeh mas, wa a'laykum salam". jawabnya lagi mengakihiri.

Setelah
puas jepret sana- sini, hari pun mulai gelap maka kami putuskan kembali ke
Medan dengan jarak tempuh 4 Jam.