Selasa, 30 Juli 2013

Urgensi Mata Kuliah “KEWIRAUSAHAAN” Bagi Mahasiswa

Mata kuliah kewirausahaan di semua perguruan tinggi oleh Dikti sekarang ini adalah mata kuliah yang wajib dalam kurikulumnya, karena berdasarkan penelitian, alumni perguruan tinggi yang bisa diserap dunia kerja hanya berkisar 30-40% saja. Dengan demikian perguruan tinggi diharapkan juga memikirkan masa depan alumninya bukan hanya menciptakan alumni pengangguran.


Berdasarkan analisis dan perhatian yang penulis lakukan selama ini terhadap perguruan tinggi yang telah memasukkan mata kuliah kewirausahaan dalam kurikulumnya dan kenyataannya kurang signifikan meningkatkan jumlah alumni perguruan tinggi tersebut dalam menciptakan dan mencetak wirausaha-wirausaha muda dan baru adalah disebabkan oleh dua faktor :
1.      Penetapan dosen pengampuh atau dosen pengajar di mata kuliah tersebut tidak berasal dari wirausaha atau minimal pemimpin sebuah usaha (yang jelas tetap orang gajian), dimana telah terjun atau pernah menekuni berbagai usaha sejak mulai merintis berdirinya usaha tersebut hingga berjalan dengan baik dan menguntungkan.
2.  Matriks, GBPP atau bahan ajar yang dibuat ternyata pembuatannya tidak melibatkan dosen pengampuh atau dosen pengajar yang memang berasal dari praktisi atau pelaku usaha itu sendiri, sehingga materi yang diberikan dangkal (tidak mengarah) dan kesannya teoritis (bukan berdasarkan aplikasi di lapangan).
Nah, berdasarkan hasil analisis penulis terhadap dua faktor di atas maka pertama, sudah seharusnya perguruan tinggi mengajak serta/merekrut para praktisi (pelaku/pemimpin usaha) atau pengusaha yang tertarik dengan dunia pendidikan untuk menjadi pengajar pada mata kuliah kewirausaan tersebut.
Pemahamannya begini, bagaimanalah seseorang itu misalkan mengajari orang lain untuk mau berenang apalagi pandai berenang sementara dia sendiri masih belum pernah berenang (tidak pandai mengapung) apalagi untuk tahu gaya renang (mungkin teorinya saja bisa), maka kita bisa memastikan orang yang diajari berenang tersebut tidak akan pernah bisa berenang.
Kemudian yang kedua, tingkat keberhasilan menciptakan seseorang yang mampu dalam melaksanakan suatu kegiatan atau kemauan mengikuti aktivitas tertentu, berdasarkan pengalaman ditentukan oleh materi yang diberikan adalah yang aplikatif atau berdasarkan pengalaman dan hasil kerja dari pelakunya itu sendiri. Dalam hal ini, ada istilah dalam dunia pendidikan, "Learning by Doing" yang kira-kira maknanya, memberikan pembelajaran itu akan lebih baik melalui percontohan yang dilakukan.
Demikian hasil analisis penulis terhadap beberapa perguruan tinggi yang ada di Medan dan telah memasukkan mata kuliah kewirausahaan dalam kurikulumnya dengan tujuan menciptakan alumni-alumni yang siap menyediakan lapangan kerja bukan hanya menjadi pencari kerja.
Insya Allah, dengan niat ikhlas dan tujuan atas dasar maslahat umat melalui penekanan pengadaan mata kuliah “KEWIRAUSAHAAN” di beberapa perguruan tinggi di negeri ini terutama Medan- SUMUT mudah- mudahan dapat membantu mengurangi jumlah pengangguran intelektual serta meningkatkan jumlah wirausaha baru yang nantinya diharapkan akan turut serta meningkatkan perekonomian Indonesia. Terimakasih.


Oleh: Perys Nasution, SE, MSi, CHt
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar