Jumat, 13 Juli 2012

Madrasah Nizhamiyah dan Sejarah Awal Madrasah


A. Pendahuluan

Sejarah pendidikan Islam mencapai puncak kejayaan pada masa Abbasiyah dan Umayyah, ini tidak terlepas dari keberhasilan para pakar pendidikan di masa itu. Bukti dari keberhasilan tersebut telah dapat dirasakan oleh umat Islam dalam berbagai bidang dan juga merupakan cikal bakal munculnya pencerahan di dunia Eropa.
          Pelaksanaan pendidikan Islam pada masa tersebut mengalami prioritas, dimulai dari tingkat sederhana hingga tingkat tinggi. Dari yang dikelola oleh khalifah (pemerintah), seperti yang dilaksanakan di rumah- rumah, kuttab- kuttab, di masjid serta di madrasah. Dari sinilah mulanya para pelajar dan sarjana muslim bahkan yang non sekalipun menuntut berbagai disiplin ilmu.
          Di saat Abbasiyah mengalami kemunduran di Baghdad (Abbasiyah kedua) menjadi kerajaan- kerajaan kecil dan berkuasanya orang- orang Turki, masalah pendidikan tetap menjadi perhatian para khalifah dan orang- orang kaya, sehingga pendidikan berhasil mencetak para pelajardan sarjana sesuai dengan yang diharapkan. Di tiap Negara Islam pemerintah membutuhkan pegawai- pegawai resmi (wazir) dalam menjalankan pemerintahan Negara, untuk mendukung keinginan tersebut muncul system persekolahan (madrasah).
          Karena keterbatasan literatur dan luasnya bidang kajian, maka penulis hanya bisa menghidangkan sekelumit tentang madrasah Nizhamiyah dalam hal pembentukan, kurikulum, materi dan tokoh yang terkenal, serta pengaruhnya. Pada akhir pembahasan diharapkan  dapat lah kiranya kepada dosen pembimbing memberi wejangan kritik dan saran guna kesempurnaan  pada pembuatan makalah- makalah berikutnya.

B. Sekitar Kelahiran Madrasah di Dunia Islam
Madrasah merupakan isim makan dari “darasa” yang berarti “tempat duduk untuk belajar”.[1] Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam, mulai didirikan sekitar abad ke-4 H dan berkembang sekitar abad ke-5 H atau abad ke 10-11 M. Ada lagi yang mengatakan sebelum abad ke-5 H seperti yang dikatakan oleh:
1.    Richard Bulliet[2] mengungkapkan bahwa eksistensi madrasah- madrasah yang lebih tua ada di wilayah persia (Iran) yang berkembang 165 tahun sebelum madrasah Nizhamiyah. Madrasah yang tertua tersebut adalah Madrasah Miyan Dahiya yang didirikan oleh Abu Ishaq Ibrahim bin Muhammad di Naisabur.[3]
2.    Hasan Ibrahim Hasan berpendapat bahwa  madrasah berdiri sekitar abad ke-4 H.[4]
3.    Naji Ma’ruf berpendapat juga bahwa madrasah tertua itu berada di kawasan Naisabur, Iran sekitar tahun 400 H.[5]
4.    Al-Maqrizi menyebutkan bahwa madrasah yang pertama kali muncul adalah Al-Baihaqiyah di Naisabur yang didirikan oleh Abu Hasan Ali al-Baihaqi (w.414 H) ketika penduduk Naisabur mendirikan lembaga pendidikan Islam model madrasah tersebut pertama kalinya.[6]
5.    Madrasah Nuruddin Zinki (tanpa tahun).
6.    Pendapat lain mengatakan bahwa madrasah yang pertama kali muncul di dunia Islam adalah Madrasah Nizhamiyah (457-495 H/1065-1067 M) yang menjadi objek kajian di dalam makalah ini. Seperti juga yang dikatakan oleh George Makdisi dan Ahmad Shalabi[7], mengungkapkan bahwa madrasah untuk kali pertama didirikan oleh seorang wazir di masa kekhalifahan Abbasiyah yaitu Nizham al- Mulk (459 H) di tepi sungai Tigris Baghdad.[8]
7.    Madrasah Al- Mustanshiriyah didirikan di Baghdad pada tahun 631 H (1234 M).
8.    Madrasah Nuriyah didirikan di Damaskus pada tahun 563 H (1167 M).[9]

C. Lembaga Pendidikan Nizhamiyah
Salah satu jenis lembaga pendidikan tinggi yang muncul pada akhir abad IV Hijriah adalah madrasah. Sedangkan Nizhamiyah adalah sebuah lembaga pendidikan yang didirikan tahun 457-495 H/1065-1067 M oleh Nizham Al- Mulk[10] dari dinasti Saljuk.
Dinasti Saljuk berasal dari beberapa kabilah kecil rumpun suku Qiniq dalam masyarakat Turki Oquz. Ia mengabdikan diri kepada Raja Begu (daerah Turkaman) yang meliputi Laut Arab dan Laut Kaspia. Saljuk kaum yang memerdekakan diri dari dinasti Samiah. Setelah saljuk meninggal[11], kekuasaanya dilanjutkan oleh Thurgul Bek, ia berhasil mengalahkan dinasti Ghaznawi (429 H/1036 M. Kemudian ia memproklamirkan berdirinya Dinasti Saljuk dan mendapatkan pengakuan dari Khalifah Abbasiyah di Baghdad.[12] Bani Saljuk memasuki Baghdad pada masa Thurgul yang menggantikan Bani Buwaihi. Thurgul digantikan oleh Alp Arselan dengan perdana menterinya yang terkenal, yaitu Nizham al- Mulk. Pada masa inilah Saljuk berjaya hingga berlanjut pada masa khalifah Malik Syah.[13]
Nizham Al- Mulk mendirikan gedung- gedung ilmiah untuk ahli fikih, membangun madrasah- madrasah untuk para ulama dan asrama untuk orang beribadah serta fakir miskin. Pelajar yang tinggal di asrama diberi belanja secukupnya dari uang Negara dengan jumlah yang tidak sedikit oleh Nizham al- Mulk. Akibatnya Nizham al- Mulk mendapat teguran dari Malik Syah karena diadukan orang, bahwa uang yang dibelanjakan untuk kepentingan pendidikan dan pengajaran tersebut merupakan usaha Nizham al- Mulk untuk menaklukkan kota Qustantiah (Constantinopel). Tindakan Nizham al- Mulk ini akhirnya dapat diterima Malik Syah setelah dijelaskan alasan yang logis dan bahkan dapat menyadarkan khalifah. Begitu besarnya perhatian Nizham al- Mulk terhadap pendidikan dan pengajaran sebagaimana yang dinyatakan oleh Ahmad Syalabi:
“Tidak satupun negeri yang didapatkan tidak mendirikan madrasah oleh Nizham al- Mulk, sehingga pulau terpencil di sudut dunia yang jarang didatangi manusia juga didirikan madrasah yang besar lagi bagus. Ditemukannya orang terkenal berpengetahuan luas dan mendalam disuruh mengajar dan memberi sekolah itu adalah wakaf, dilengkapi dengan perpustakaan.”[14]
Madrasah Nizhamiyah merupakan madrasah termasyhur di dunia. Di antara madrasah tersebut yang terkenal dan terpenting adalah Nizhamiyah di Baghdad (selain madrasah di Balkh, Naisabur, Jarat, Asfahan, Basrah, Marw, Mausul, dan lain sebagainya). Madrasah- madrsah Nizhamiyah itu dapat disamakan dengan perguruan tinggi di masa sekarang, mengingat gurunya adalah ulama besar yang termasyhur salah satunya adalah Abu Hamid bin Muhammad al- Ghazali. Al- ghazali terkenal dengan asas mengajarnya, yaitu:
1. Memperhatikan tingkat daya berpikir anak
2. Menerangkan pelajaran dengan jelas
3. Mengajarkan dari konkrit ke abstrak
4. Mengajarkan ilmu pengetahuan secara berangsur-angsur.[15]
Kehadiran Madrasah Nizhamiyah telah memberi pengaruh yang besar pada masyarakat baik bidang politik, ekonomi, maupun sosial keagamaan .Dalam bidang ekomomi, madrasah ini telah menghasilkan lulusan yang siap menjadi pegawai pemerintah dibidang hukum dan administrasi. Pada sosial keagamaan, madrasah yang memfokuskan pada ajaran fiqih, dianggap sesuai dengan kebutuhan masyarakat umumnya.
Madrasah pada zaman Abbasiyah ini tampaknya ditangani langsung dan serius oleh pemerintah. Melalui lembaga madrasah muncullah kecintaan dan gairah pada intelektual islam terhadap ilmu pengetahuan. Hal ini dapat dibuktikan dari berbagai ilmu agama dan sains yang mereka hasilkan.
Adapun tujuan Nizham al- Mulk mendirikan madrasah- madrasah itu untuk memperkuat pemerintahan Turki Saljuk dan un tuk menyiarkan mazhab keagamaan pemerintahan. Karena sultan- sultan Turki adalah dari golongan ahli sunnah, sedangkan pemerintahan Buwaihiyyah yang sebelumnya adalah kaum syi’ah,[16] oleh sebab itu Madrasah Nizhamiyah adalah untuk menyokong sultan dan menyiarkan mahzab ahli sunnah ke seluruh rakyat.
Untuk memberantas mazhab- mazhab yang ditanamkan oleh golongan syi’ah kepada rakyat yang dianggap batil, maka Nizham al- Mulk berupaya semaksimal mungkin mendirikan madrasah Nizhamiyah untuk menanamkan mazhab ahli sunnah yang dianggap lebih benar karena kepercayaan yang berdasarkan pelejaran- pelajaran agama yang benar yang lebih memprioritaskan al- Qur’an dan sunnah.
Penanaman kepercayaan, menarik perhatian pelajar atau mahasiswa dalam belajar, dan sikap sangat setia kepada khalifah dapat mengukuhkan mazhab ahlussunnah dan melemahkan pengaruh kedudukan syi’ah, karena perhatian ahlussunnah sangat besar terhadap ilmu fikih yang terdapat dalam empat mazhab fikih.
Menurut sejarah Islam, Nizham al- Mulk adalah orang yang mula- mula mendirikan madrasah. Sedangkan menurut Gibb dan Kramers disebutkan, bahwa setelah madrasah Nizhamiyah ini didirikan madrasah terbesar oleh Shalahuddin al- Ayyubi.[17]
Namun demikian harus diakui bahwa pengaruh madrasah Nizhamiyah, ternyata melebihi pengaruh madrasah- madrasah sebelumnya. Ia merupakan fondasi sekaligus prototipe dari kelanjutan pendidikan Islam saat ini.[18] Maka tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa pendirian universitas- universitas di Barat merupakan hasil inspirasi dari pengaruh madrasah Nizhamiyah. Demikian halnya George Makdisi, dalam beberapa tulisannya mengatakan bahwa tradisi ini secara historis banyak mengambil keuntungan dari tradisi madrasah.[19]
 
D. Kurikulum dan Materi yang di Berikan Nizhamiyah
Rencana pendidikan di Madrasah Nizhamiyah tidak ditemui dengan tegas, menurut Mahmud Yunus rencana pengajarannya adalah ilmu- ilmu syari’ah saja dan tidak  ada ilmu- ilmu hikmah (filsafat), ini terbukti sebagai berikut:[20]
1.    Para ahli sejarah tidak seorang pun yan mengatakan bahwa di antara mata pelajaranada ilmu kedokteran, ilmu falak, dan ilmu- ilmu pasti, mereka hanya menyebut mata pelajaran nahu, ilmu kalam, dan fikih.
2.    Guru- guru yang mengajar di Madrasah Nizhamiyah adalah ulama- ulama syariah sehingga madrasah tersebut merupakan madrasah syari’ah bukan madrasah filsafat.
3.    Pendiri madrasah itu bukanlah orang yang membela ilmu filsafat dan bukan pula orang- orang yang membantu pembebasan filsafat.
4.    Zaman berdirinya Madrasah Nizhamiyah bukanlah zaman filsafat melainkan zaman menindas filsafat serta orang- orang filsuf.[21]
Sedangkan ilmu- ilmu hikmah baru berkembang di kancah madrasah Islam setelah Madrasah Nizhamiyah (lihat hlm 2 point 5 dan 6). Ilmu- ilmu itu meliputi: ilmu pasti (matematika), kedokteran, filsafat, astronomi, ilmu alam dan kemasyarakatan.
Madrasah Nizhamiyah mempunyai tugas pokok tersendiri yaitu mengajarkan fikih  yang sejalan dengan satu atau lebih, dari mazhab ahlussunnah, dan juga menjadi tempat- tempat menarik pelajar untuk menggunakan waktu mereka sepenuhnya dalam belajar. Hal ini terlihat bahwa hamper semua madrasah Nizhamiyah di Baghdad yang mencapai 30 buah semuanya melebihi keindahan istana. Melalui madrasah Nizhamiyah ini, penanaman ideologi sunni yang dilakukan Dinasti Saljuk berlangsung secara efektif, terutama untuk mempertahankan stabilitas pemerintahan dari bahaya pemberontakan yang kerap muncul atas nama aliran Islam tertentu yang berideologi berbeda dari Dinasti Saljuk.
Berdasarkan keterangan di atas, dapatlah diketahui bahwa madrasah Nizhamiyah tidak mengajarkan ilmu yang bersifat duniawi, tetapi lebih terfokus pada pelajaran ilmu agama terutama ilmu fikih. Mazhab fikih yang menonjol adalah fikih Syafi’I dan teologi Asy’ary keduanya secara aktif dipelajari dan dialami. Walaupun yang menonjol adalah mazhab Syafi’I, tetapi mazhab yang lain juga tetap dipelajari dengan adanya imam- imam khusus untuk masing- masing mazhab dan khalifah membentuk kadi yang ahli untuk masing- masing mazhab.
Bila dibandingkan dengan lembaga pendidikan di Baghdad sebelum Nizhamiyah, yang mengajarkan seluruh ilmu  pengetahuan hingga ‘Abbasiyah muncul sebagai lembaga pendidikan yang ahli di berbagai macam sains dan teknologi, maka yang menjadi pertanyaan adalah mengapa di Madrasah Nizhamiyah tidak demikian?
Untuk menjawab hal ini dapat dikatakan bahwa mungkin ini suatu inovasi dari khalifah, karena di Madrasah Nizhamiyah selan kepentingan politiknya yang menonjol juga tidak ditemukan dokumen yang konkrit mengenai hal ini. Rencana pengajaran atau kurikulum di Madrasah Nizhamiyah secara rinci menurut Mahmud Yunus adalah; al-Qur’an (membaca, menghafal dan menulis), sastra arab, sejarah Nabi, Fikih, Ushul Fikih dengan menitik-beratkan kepada mazha Syafi’I dan system teologi Asy’ariyah.
Selanjutnya dapat dipahami bahwa materi pelajarn di Madrasah Nizhamiyah hanya mempelajari ilmu agama, tidak ada mengenai ilmu umum, seperti ilmu filsafat, ilmu mantik, dan ilmu keterampilan lainnya. Karena terlihat madrasah ini khusus didirikan untuk menyebarka mazhab sunni atau kepentingan politik. Sebab dari latar belakang diadakannya Madrasah Nizhamiyah untuk pengaruh mu’tazilah dan syi’ah yang sangat kuat sebelumnya di lingkungan masyarakat pada masa itu.[22]
Hamid Hasan Bilgrami berbeda pendapat dengan Mahmud Yunus mengenai materi yang diberikan di Madrasah Nizhamiyah, dia menyatakan bahwa pelajaran yang diberikanh di Madrasah Nizhamiyah juga mencakup ilmu bahasa tradisional. Fikih, kajian- kajian Islam, ilmu hisab, faraidh, ilmu bumi, sejarah sastra, kesehatan, biologi, agronomi, serta beberapa segi dari sejarah kealaman.[23] 
Menghadapi pendapat yang berbeda di atas, persepsi yang bias diberikan adalah kemungkinan, yaitu:
1)    Mahmud Yunus tidak menemukan dokumen atau narasumber tentang kurikulum pendidikan yang diajarkan di Madrasah Nizhamiyah, seperti yang dikatakan Hamid Hasan di atas.
2)    Boleh jadi kurikulum di Madrasah Nizhamiyah yan dikemukakan oleh Mahmud Yunus mungkn sekitar Al- Ghazali, Al- Juwaini yang masih mengajar di sana (sekitar satu abad berdirinya), padahal lamanya madrasah Nizhamiyah tersebut tiga abad.
Guna terlaksananya rencana pengajaran (kurikulum) di Madrasah Nizhamiyah ini ditunjang dengan sarana dan prasarana yang lengkap, gedung- gedung yang megah, perpustakaan dengan jumlah buku yang lebih kurang 6000 jilid  yang merupakan buku- buku wakaf untuk sekolah itu (M. Athiyah al- Abrasy, 1970). Pendanaan juga dibantu sepenuhnya baik bagi guru maupun mahasiswa, mereka free yakni bebas dari biaya pendidikan dan disediakan asrama. Madrasah Nizhamiyah di Baghdad berbeda dengan Mdrasah Nizhamiyah di Naisabur yang tidak mempunyai mesjid (Hasan Asy’ari, 1994: 60).
Sekedar untuk memperjelas pelaksanaan kurikulum di madrasah Nizhamiyah sangat terkait dengan harta wakaf dan penghasilannya yang diperoleh dari pengelolaan harta wakaf itu, sehingga Nizham al- Mulk menetapkan anggaran untuk madrasah Nizhamiyah sebesar 600 ribu dinar setiap tahunnya.[24] Madrasah ini juga diatur dengan sistem dan manajemen yang bagus sehingga menjadi salah satumadrasah yang termasyhur pada saat itu.

E. Tokoh- tokoh dan Ide- ide Nizhamiyah
Guru- guru yang memberikan pelajaran di Madrasah Nizhamiyah antara lain yaitu:
1.    Abu Ishak al-Syirazi (w. 476 H = 1083 M)
2.    Abu Nashr al-Shabbagh (w.477 H = 1084 M)
3.    Abu Qosim al-‘Alawi (w. 482 H = 1089 M)
4.    Abu Abdullah al-Thabari (w. 495 H = 1101 M)
5.    Abu Hamid al-Ghazali (w. 505 H = 1111 M)
6.    Radhiyuddin alQazwaini (w. 575 H = 1179 M)
7.    Al- Faairuzzabadi (w. 817 H = 1414 M).[25]
Adapun ide yang dijadikan metode asas mengajar nya adalah yang dikatakan al-Ghazali seperti di halaman lima yang lewat yakni:
1. Memperhatikan tingkat daya berpikir anak
2. Menerangkan pelajaran dengan jelas
3. Mengajarkan dari konkrit ke abstrak
4. Mengajarkan ilmu pengetahuan secara berangsur-angsur.

F. Pengaruh Madrasah Nizhamiyah
Madrasah Nizhamiayah telah banyak memberikan pengaruh terhadap masyarakat, baik di bidang politik, ekonomi, maupun bidang sosial keagamaan.
Madrasah Nizhamiyah diterima oleh masyarakat karena sesuai dengan lingkungan dan keyakinannya dilihat dari segi sosial keagamaan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
  1. Ajaran yang diberikan di Madrasah Nizhamiyah adalah ajaran sunni, sesuai dengan ajaran yang dianut oleh sebagian besar masyarakat pada saat itu.
  2. Madrasah Nizhamiyah diajar oleh para ulama terkemuka
  3. Madrasah ini memfokuskan pada pelajaran fiqh yang dianggap sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya dalam rangka hidup dan kehidupan yang sesuai dengan ajaran dan keyakinan mereka.


        G. Penutup

1.   Kesimpulan
Nizhamiyah adalah sebuah lembaga pendidikan dalam bentuk madrasah  yang dikelola oleh pemerintah pada masa Bani Saljuk. Madrasah ini mempunyai corak yang berbeda dari lembaga pendidikan sebelumnya. Madrasah ini didirikan dikota Baghdad dan sekitarnya (ditemui hamper disetiap daerah), Didirikan oleh seorang seorang perdana menteri yang mempunyai perhatian besar terhadap ilmu pengetahuan dan pendidikan disamping factor politik dan keagamaan. Perdana menteri itu bernama Nizham al-Mulk dengan memakai system modern.
Madrasah Nizhamiyah mempunyai manajemen yang bagus, dikelola dengan baik seperti dapat dilihat dari segi pendanaan, gedung- gedung yang bagus dalam jumlah yang banyak. Guru- guru digaji selama masa jabatannya, perpustakaan yang lengkap, asrama dan makan untuk mahasiswanya, biaya siswa gratis, dan kurikulum ditetapkan oleh pemerintah Baghdad.
Materi yang diberikan di Madrasah Nizhamiyah adalah diarahkan untuk mengembangkan mazhab sunni dan melemahkan mazhab syi’ah serta mu’tazilah. Oleh karena itu materinya lebih berorientasi pada ilmu keagamaan melalui empat mazhab, tetapi yang menonjol adalah mazhab syafi’i. Para lulusnnya dipersiapkan untuk duduk di pemerintahan saljuk yang bermazhab sunni.

2.   Analisis Pribadi
Madrasah Nizhamiyah merupakan madrasah yang tertua yang pernah ada di dalam catatan sejarah Baghdad meskipun telah ada madrasah yang mendahuluinya, akan tetapi kurang tersohor dan kurang berpengaruh bagi masyarakat dan lembaga- lembaga pendidikan di lingkungan sekitarnya.
Tujuannya tak lain tak bukan adalah untuk menghilangkan pengaruh syi’ah yang pemikirannya berseberangan dengan pemikiran mereka. Mereka menganggap bahwa syi’ah terlalu ekstrim dan keluar dari apa yang didatangkan dari Rasul SAW. Selain itu, ada juga tujuan perpolitikan sang wazir (perdana menteri) dengan adanya madrasah Nizhamiyah ini.

3.   Saran
Demikianlah makalah ini penulis buat, penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekuranagn serta jauh dari kesempuranaan, untuk itu penulis mengharapkan wejangan kritik dan saran dari rekan mahasiswa dan dosen pembimbing sekaligus pengasuh mata kuliyah ini


         Referensi:
Ø  WJS. Poerwadarmninta, 1990, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka.
Ø  Prof. Dr. H. Haidar Putra Daulay, 2001, Sejarah Petumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia, Bandung, Citapustaka Media.
Ø  Ediwarman di dalam kutipan tulisannya berjudul, “Madrasah Nizhamiyah; Pengaruhnya terhadap Perkembangan Pendidikan Islam dan Aktivitas Ortodoksi Sunni.
Ø  Ahmad Syalabi, 1973, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang.
Ø  Mahmud Yunus, 1990, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT Hidakarya Agung.
Ø  Drs. Hasbullah, 1999, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta, Raja Grafindo Persada.
Ø  Mira Astuti, Lembaga- Lembaga Pendidikan Islam Era Awal.
Ø  Ummi Muthi’ah Hsb, di dalam makalahnya, Lembaga- Lembaga Pendidikan Islam Era Awal: Rumah, Kuttab, Mesjid, Shoolunat dan Madrasah, 2011, hlm. 11 yang di add- nya melalui website http//infolepas.blogspot.com/2006/05/eksistensidanperkembanganlembaga.html (21 April 2011).
Ø  Prof. Dr. Samsul Nizar, 2008, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta, Kencana.
Ø  Hamid Hasan Bilgrami, Konsep Universitas Islam judul asli: The Concept of Islamic University, penerj. Machnum Husein (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1989)
Ø  Hasan Asy’ari, 1994, Menyingkap Zaman Keemasan Islam, Bandung, Mizan.
Ø  M. Athiyah al-Abrasy, 1970, Dasar- Dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta, Bulan Bintang.


[1] WJS. Poerwadarmninta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1990, hlm. 618.
[2] Richadr Bulliet adalah seorang sejarawan barat yang pendapatnya tentang madrasah tertua dibenarkan oleh sejarawan pendidikan islam yang bernama Naji Ma’ruf.
[3] Ummi Muthi’ah Hsb, di dalam makalahnya, Lembaga- Lembaga Pendidikan Islam Era Awal: Rumah, Kuttab, Mesjid, Shoolunat dan Madrasah, 2011, hlm. 11.
[4] Dr. Muhammad Syaifuddin, M.Ag di dalam makalah nya, Peluang dan Tantangan Pengembangan Madrasah        Unggul, 2009, hlm. 3.
[5] Ummi Muthi’ah Hsb, di dalam makalahnya, Lembaga- Lembaga Pendidikan Islam Era Awal: Rumah, Kuttab, Mesjid, Shoolunat dan Madrasah, 2011, hlm. 11, analisis penulis sendiri mengatakan bahwa Hasan Ibrahim Hasan mengatakan hal yang sama dengan Naji Ma’ruf bahwa madrasah didirikan kali pertama sekitaran abad ke- 4 H.
[6] Drs. Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1999, hlm. 160.           
[7] George Makdisi dan Ahmad Shalabi adalah sejarawan.
[8] Ummi Muthi’ah Hsb, di dalam makalahnya, Lembaga- Lembaga Pendidikan Islam Era Awal: Rumah, Kuttab, Mesjid, Shoolunat dan Madrasah, 2011, hlm. 11.
[9] Prof. Dr. H. Haidar Putra Daulay, Sejarah Petumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia, Bandung, Citapustaka Media, 2001, h. 109.
[10] Nizham Al- Mulk adalah seorang Perdana Menteri (Wazir Dinasti Saljuk pada masa pemerintahan Alp Arseloan dan Sultan Malik Syah (lihat Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam II), (Jakarta: Grafindo Persada, 1993), h. 73.
[11] Saljuk adalah seorang tokoh yang berpengaruh di kaumnya sehingga namanya di abadikan menjadi sebuah nama kabilah (analisis pemakalah sendiri).
[12] Ediwarman di dalam kutipan tulisannya berjudul, “Madrasah Nizhamiyah; Pengaruhnya terhadap Perkembangan Pendidikan Islam dan Aktivitas Ortodoksi Sunni.
[13] Malik Syah adalah putra Alp Arselan.
[14] Ahmad Syalabi,Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1973, h. 108.
[16] Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1990, h. 172.
[17] Drs. Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1999, hlm. 160.
[18] Mira Astuti, Lembaga- Lembaga Pendidikan Islam Era Awal, hlm. 121.
[19] Ummi Muthi’ah Hsb, di dalam makalahnya, Lembaga- Lembaga Pendidikan Islam Era Awal: Rumah, Kuttab, Mesjid, Shoolunat dan Madrasah, 2011, hlm. 11 yang di add- nya melalui website http//infolepas.blogspot.com/2006/05/eksistensidanperkembanganlembaga.html (21 April 2011).
[20] Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1990, h. 14- 15.
[21] Ediwarman di dalam kutipan tulisannya berjudul, “Madrasah Nizhamiyah; Pengaruhnya terhadap Perkembangan Pendidikan Islam dan Aktivitas Ortodoksi Sunni.
[22] Prof. Dr. Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta, Kencana, 2008, hlm. 162.
[23] Hamid Hasan Bilgrami, Konsep Universitas Islam judul asli: The Concept of Islamic University, penerj. Machnum Husein (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1989), h. 48.
[24] Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1990, h. 75.
[25] Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1990, h.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar