Jumat, 10 Mei 2013

Metode Pengajaran Moral pada Anak


Sutari Imam Barnadib berpendapat bahwa alat pendidikan adalah “suatu tindakan atau perbuatan atau situasi atau benda yang dengan tindakan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.” Sementara Ahmad D. Marimba mendefenisikannya sebagai “segala sesuatu atau apa yang dipergunakan dalam usaha mencapai tujuan.” Dari pengertian yang dikemukakan di atas, dapat dipahami bahwa alat juga merupakan komponen penting dalam pendidikan. Dengan alat tersebut, tujuan pendidikan akan mudah untuk dicapai.

            Adapun dari jenis alat tersebut, tidak saja berupa benda (material) tetapi juga yang bukan benda (non materi). Menurut Zakiah Daradjat, alat berupa benda ini meliputi: pertama, media tulis atau cetak seperti Al- Qur’an, hadits, tauhid, fiqh, sejarah dan sebagainya; kedua, benda- benda alam seperti manusia, hewan, tumbuh- tumbuhan, zat padat, zat cair, zat gas dan sebagainya; ketiga, gambar- gambar, lukisan diagram, peta dan grafik. Alat ini dapat dibuat dalam ukuran besar dan dapat pula dipakai dalam buku- buku teks atau bahan bacaan lain; keempat, gambar yang dapat diproyeksi, baik dengan alat atau tanpa suara seperti foto, slide, film strip, televise, video dan sebagainya; dan kelima, audio recording (alat untuk didengar) seperti karet tape, radio, piringan hitam, dan lain- lain yang semuanyadiwarnai dengan ajaran agama.

            Adapun alat yang berupa non- benda, dapat berupa keteladanan, perintah/ larangan, ganjaran dan hukuman, dan sebagainya. Jadi, alat berupa non- benda ini tampaknya sama dengan metode. Hal ini dapat diterima mengingat bahwa metode juga dapat disebut sebagai alat pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Barikut ini akan dijelaskan ganjaran dan hukuman sebagai salah satu alat pendidikan berupa non- benda.

            Peringatan dan perbaikan terhadap anak bukanlah tindakan balas dendam yang didasari amarah, melainkan suatu metode pendidikan yang didasari atas rasa cinta dan sayang. Sesungguhnya masa kanak- kanak adalah masa terbaik bagi pendidikan. Sering kita temui sebagian anak muda dibina dan sebagian lain sulit dibina, sebagian giat belajar dan yang lain malas belajar, sebagian mereka belajar untuk maju dan sebagian lain belajar hanya untuk terhindar dari hukuman.

            Sebenarnya sifat- sifat buruk yang timbul dalam diri anak di atas bukanlah lahir dari fitrah mereka. Sifat- sifat tersebut terutama timbul karena kurangnya peringatan sejak dini dari orang tua dan para pendidik. Semakin dewasa usia anak, semakin sulit pula baginya untuk meninggalkan sifat- sifat buruk. Banyak sekali orang dewasa yang menyadari keburukan sifat- sifatnya, tapi tidak  mampu mengubahnya. Karena sifat- sifat buruk itu sudah menjadi kebiasaan yang sulit ditinggalkan. Maka berbahagialah para orangtua yang selalu mengingatkan dan mencegah anaknya dari sifat- sifat buruk sejak dini, karena dengan demikian, mereka telah menyiapkan dasar yang kuat bagi kehidupan anak di masa mendatang. Merupakan kesalahan besar apabila menyepelekan kesalahan- kesalahan kecil . Maka bila orangtua mendapati anaknya melakukan kesalahan, seperti berkata kasar misalnya, hendaklah langsung mengingatkannya. Setelah mengetahui arti penting peringatan dan perbaikan bagi anak, maka orangtua dan pendidik harus mengerti metode yang diajarkan Rasulullah SAW dalam peringatan dan perbaikan anak. Dalam dunia pendidikan, metode ini disebut dengan metode ganjaran (reward) dan hukuman (punishment). Dengan metode- metode tersebut diharapkan agar anak didik dapat untuk melakukan perbuatan positif dan progressif.

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar