Selasa, 21 Mei 2013

Lelah yang terbayarkan di Air Panas Tinggi Raja


Lama- kelamaan tampaknya setiap akhir pekan sudah menjadi agenda kami melalak kesana- kemari mencari tempat wisata, dari yang terdekat sekitaran kota  Medan maupun luar kota medan pun kami tempuh, jarak yang jauh tak kami persoalkan, asal emosi kami terluapkan. Budget sedikitpun tak kami ambil pusing walau sering merasa pas- pasan, alhamdulillah yaaaach, namanya juga cerita pas- pasan, pas buat ngisi minyak, pas buat makan, pas buat pegangan bila terjadi hal yang kami paling tidak inginkan, misalnya; bocor ban, putus rante, busi basah, macam lah, namanya juga ujian bisa datang kapan saja dan di mana saja, mau tidak mau, suka tidak suka, mesti kami terima dengan lapang dada. Lakin, itu tidaklah kami katakan sebagai ujian melainkan "Gula- gula asam yang memberikan banyak rasa di setiap perjalanan kami". Seperti pada foto di bawah ini kami lagi nungguin kompor rezki si abang tukang tempel ban.


Kog ceritanya kami nungguin kompor? kompor apaan?
kompor yang kami tungguin adalah kompor penghidupan si abang tukang tempel ban, kompor tempel ban yang memberikan rezki bagi si abang dan keluarga kecilnya, buka dari pagi sekitaran pukul 08.00 dan tutup di malam hari pukul 22.00 WIB, itu pun kalau banyak pelanggan apes, kalau enggak ya tidak menutup kemungkinan si abang menunggu hingga larut malam untuk mengumpulkan setiap pundi- pundi yang ia peroleh dan ia kumpulkan dari hasil keringatnya. Setelah ban yang ditempel telah masak maka kami melanjutkan kembali perjalanan.

                                                                     ******


Seperti biasanya setiap perjalanan kami pergi naek kreta (red- Sepeda Motor), perjalanan kali ini kami memilih tempat yang cukup jauh, luar kota medan yaitu Air Panas Tinggi Raja, kata orang perjalanannya cuma sekitar 4 jam tiba di lokasi, 2 jam dari Medan ke pertigaan Dolok Masihul dan selebihnya 2 jam lagi tiba di lokasi. Tapi itu tidak terjadi sama kami, justru perjalanan yang kami rasakan terlampau lama, karena mungkin baru kali pertama itu kami ke sana. Mulanya setibanya kami di pertigaan, ke kiri ke dolok masihul sedangkan jalan terus tempat yang di maksud. Lantas kami memilih jalan arah lurus sesuai informasi yang kami peroleh dari kata orang. Nich ceritanya masih simpang- siur karena informasi awal yang kami peroleh bila sudah sampai di pertigaan dolok masihul kami jalan lurus saja jika mau sampai ke lokasi, tapi setelah terus kami telusuri jalanan itu ternyata informasi tidak sesuai dengan fakta, yang kami dapati ialah jalanan yang bersimpang, itu terjadi tiga kali, pertama pertigaan, yang kedua perempatan dan yang ketiga pertigaan lagi yang membuat kami semakin bingung. 

Selain lagi- lagi persimpangan yang kami dapati, jalanannya pun rusak sehingga kreta yang kami kendarai enggak karu- karuan. Kami pun berhenti sejenak, mikir- mikir dan mengingat- ingat ini daerah mana, sepertinya kami kenal, astaghfirullah ternyata simpang kerapuh- dolok masihul, kog malah balik lagi dan muter- muter? Terdiam sejenak saling berpandangan satu sama lain dan tiba- tiba gelak- tawa pun pecah. Hahahahahahahaha.. inilah kejadiannya  sudah tak tau jalan enggan bertanya malah jalan- jalan dan muter- muter.

Kami pun berinisiatif setelah kami saling tolak- tolakan mau bertanya akhirnya salah satu dari kami memberanikan diri bertanya sama penduduk setempat, kebetulan orang yang kami tanyai abang RBT (Ojek).


"Bang, permisi.. numpang tanya, jalan arah ke tinggi raja mana ya bang  ya?." tanya salah seorang dari kami.
"Oalah.. mas.. mas.. kalian balik lagi ke belakang, nanti kalau udah nyampek simpang mesjid silau dunia, itu terus aja, gak ada belok- belok, setelah itu nanti orang mas jumpa pertigaan lagi, kalian ke kanan masuk dari simpang kantor polisi/ kantor batalyon infanteri, setelah itu terus aja dan nanti lokasinya sebelah kiri." Jelas si abang RBT.
"Ha? Pertigaan lagi?" Sahut kami refleks.
"Iya mas, paling kalau dari sini (simpang kerapuh) 2 jam kesana, 1 jam ke pertigaan kantor polisi dan 1 jam lagi masuk ke kanan (lokasi)". Tambahnya lagi.
"Oh iya bang, makasih banyak ya". Salamu 'alaykum." Jawab kami sambil memberi salam.
"Enggeh mas, wa a'laykum salam". jawabnya lagi mengakihiri.


Setelah mendengar penjelasan si abang RBT, kata- kata "2 jam lagi" seolah menari- nari dipikiran kami, enggak kebayang dari tadi perasaan 2 jam lagi- 2 jam lagi. Namun dengan semangat juang '45, daripada balik ke belakang  jauh dan kalau dipikir- pikir perjalanan akan jadi sia- sia, maka kami meminjam  selogan "Selagi layar terkembang, surut kita berpantang" lantas kami pun berjibaku melanjutkan kembali perjalanan 2 jam lamanya. Alhamdulillah ternyata benar, rasa lelah dan kuyup di tengah jalan karena kehujanan terbayarkan ketika sesampainya kami di lokasi Air Panas Tinggi Raja- Desa Nagori Dolok- Kecamatan Silaukahean- Kabupaten Simalungun dengan total lamanya perjalanan 6 jam. 

"waaaaaaaaaaaahhh gila, kalau perjalanan kita mengarah ke Aceh udah nyampek Lhoksukon nehhh,, terus tambah 6 jam lagi nyampek Banda Aceh." Kesal Qomar.

Setelah puas jepret sana- sini, hari pun mulai gelap maka kami putuskan kembali ke Medan dengan jarak tempuh 4 Jam.

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar