Minggu, 07 Oktober 2012

Kepemimpinan Negeri Boneka



A.    Pendahuluan
Moejiono mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan bersama.
Akan tetapi kepemimpinan yang dimaksud dimakalah ini adalah pengertian kepemimpinan yang disorot dari berbagai sudut pandang dan yang menjadi objek sasarannya yaitu kepemimpinan yang ada di Indonesia. Negeri yang kaya akan potensi SDA (Sumber Daya Alam) seperti hasil laut dan hasil bumi tetapi miskin SDM dan mudah terpengaruh oleh asing, menjadi boneka perpolitikan. Masyarakat kita minim berproduksi tetapi kebanyakan cuma bisa mengkonsumsi. Padahal bila pemimpin Negara ini mau bekerja maksimal, tegas, berani, bertanggung jawab dan memiliki ide- ide brilliant maka tidak menutup kemungkinan SDM pun bisa ditingkatkan. 
Maka disinilah pemakalah akan mencoba bercerita tentang “Kepemimpinan Negeri Boneka”. Negeri yang dianggap sudah merdeka tetapi masih tetap dijajah. Dengan mengucapkan basmalah pemakalah lanjutkan pembahasan dihalaman berikutnya.
B.     Definisi Pemimpin Menurut Para Ahli
Kartini Kartono (1994 : 33). Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kelebihan disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.
Ahmad Sabban Rajagukguk (2009 : 151). Pemimpin adalah orang yang diberikan amanah yang harus dijalankan secara benar. Karena implementasi kepemimpinan menyangkut hajat hidup orang banyak, sehingga senantiasa lekat dengan kehidupan manusia dalam setiap waktu, tempat dan keadaan.
M. Quraish Shihab, “Pemimpin adalah orang yang diteladani oleh masyarakatnya sekaligus selalu berada di depan dalam membimbing masyarakatnya.[1]
John F. Kennedy (2009 : 45). Seorang pemimpin adalah orang yang belajar menganggap tantangan menjadi peluang, mengubah kekurangan menjadi sesuatu yang menguntungkan dan memiliki keuletan dalam menghadapi kesulitan.
   Apapun itu pengertian pemimpin yang dipaparkan para ahli di atas merupakan cerminan bentuk dari diri seorang pemimpin tersebut.
A.    Kepemimpinan Negeri Boneka
Kepemimpinan adalah orang yang diteladani oleh masyarakatnya sekaligus selalu berada di depan dalam membimbing masyarakatnya sekaligus orang  yang diberikan amanah yang harus dijalankan secara benar, karena menyangkut hajat hidup orang banyak.
            Dari defenisi di atas jelas bahwa pemimpin itu amanah dari Allah SWT melalui manusia (rakyat), amanah berupa menciptakan peradaban dimuka bumi. Selain sebagai amanah, pemimpin (khalifah) juga sebgai tujuan dan alasan Allah SWT menciptakan manusia untuk menjadi pengganti- Nya di Bumi. Sebagaimana yang Allah SWT katakan dalam surah Al- Baqarah ayat 30:
Yang artinya: “Dan ingatlah ketika Tuhan-Mu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”[2]
            Dalam tafsir Al- Bayan menurut Buya Hasbi Ash- Shiddieqy, khalifah (pemimpin) yang dimaksud adalah kaum yang sebagiannya menggantikan yang lain, abad demi abad.[3]
Khalifah secara bahasa berarti pengganti nabi SAW.[4] Sedangkan secara istilah adalah pemimpin. Khalifah (pemimpin) merupakan pengganti Allah SWT di muka bumi bukan berarti Allah SWT tidak mampu untuk memelihara dan mengelola bumi melainkan mengutus manusia (Adam A.S) sebagai khalifah agar memimpin, mengelola dan memelihara bumi dengan syariat dan hukum- hukum- Nya. Karena sebelum Adam A.S telah ada organisme yang tinggal di bumi, sering berbuat kerusakan dan pertumpahan darah. Sebagaimana yang menjadi ramalan malaikat bahwa kelak jika Allah SWT menambah makhluk lagi maka keadaan akan menjadi serupa yakni berbuat kerusakan dan pertumpahan darah. Akan tetapi dibantah Allah SWT pada lanjutan ayat berikutnya.[5]
Kembali kepada sejarah dimana peristiwa Qabil membunuh Habil, terbukti juga ramalan malaikat bahwa manusia atau makhluk yang dari saripati tanah akan berbuat kerusakan cepat atau lambat dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi pembunuhan tersebut.
Selain amanah berupa menciptakan peradaban dimuka bumi, amanah tersebut juga berupa menjalankan tugas- tugas keagamaan dan mendakwahkannya. Sebelumnya amanah tersebut Allah SWT tawarkan pula kepada makhluk- Nya yang lain yang ada di bumi. Sebagaimana Allah SWT kemukakan  dalam surah Al- Ahzab ayat 72:
Yang artinya: “Sesungguhnya Allah telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi dan gunung- gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.”[6]
            Negeri adalah tanah tempat tinggal suatu bangsa. Sedangkan boneka berarti benda tiruan yang dimainkan oleh anak- anak atau dalang. Jadi kepemimpinan negeri boneka adalah kepemimpinan suatu negara yang secara resmi merdeka dan diakui kedaulatannya namun secara de- facto berada di bawah kontrol oleh Negara lain. Kepemimpinan Negara boneka secara harfiah berarti Negara di mana pemerintahannya dapat disamakan seperti boneka yang dimainkan oleh pemerintah Negara lainnya sebagai dalang (Wikipedia).
            Kepemimpinan Pemerintahan negara boneka biasanya sangat tergantung kepada Negara dalangnya terutama dalam hal politik, ekonomi, militer dan hubungan luar negeri. Ini menyebabkan pemerintahan seperti ini biasanya tidak mempunyai legitimasi cukup baik di dalam negeri maupun ke dunia internasional (Wikipedia).
            Kaitannya dengan kepemimpinan pemerintahan Negara Indonesia ini adalah Indonesia juga termasuk Negara boneka. Negara yang dikendalikan oleh Negara lain, dikendalikan oleh Negara yang mengaku diri sebagai Negara adidaya (Amerika). Dengan dalih membentuk persyerikatan bangsa- bangsa untuk mempersatukan seluruh Negara tetapi sesungguhnya mengendalikan dengan tujuan meraup keuntungan dan supaya ditakuti oleh Negara lain. Ini bukan tentang sangka baik atau sangka buruk, tetapi memang begitulah realita yang terjadi.
            Amerika and friends sangat membenci Islam. Kebencian tersebut terlihat dari sistem dan gaya diplomasi mereka terhadap muslim, khususnya muslim Indonesia. Dengan dalih diplomasi tetapi pada hakikatnya mereka menjajah dan penjajahan tersebut meliputi:
1.      Pakaian (Fashion)
            Melalui pakaian/ busana yang membuka aurat mereka menghancurkan umat muslim secara perlahan. Busana atau cara berbusana umat muslim sudah ditentukan oleh syariatnya yakni busana yang menutup aurat. Untuk muslimat busana yang memenuhi standar itu menutup seluruh bagian tubuhnya kecuali muka dan telapak tangan. Sedangkan untuk muslim minimal dari puser hingga lutut. Tetapi oleh mereka non muslim Amerika and friends menyuntikkan tradisi berpakaian  tak layak pakai, tak memenuhi standar berpakaian umat muslim, sehingga cukup banyak umat muslim yang terikut oleh tradisi berpakaian mereka, kebanyakan sasarannya remaja- remaji islam.
2.      Makanan (Food)
            KFC (Kentucky Fried Chicken), Texas Chicken, Mc Donalds, Pizza Hut dan perusahaan makanan yahudi Amerika and friends lainnya juga termasuk racun bagi umat muslim dunia khususnya Indonesia. Permasalahannya adalah umat muslim secara keseluruhan tidak mengetahui kualitas makanan tersebut apalagi kehalalannya. Seperti yang umat muslim ketahui bahwa bekas potongan hewan oleh non muslim itu haram dimakan menurut hukum syar'i. Makanan khas Indonesia apakah kurang memenuhi standar halal? Kurang enak? Tidak juga. Kita harusnya bangga terhadap kuliner hasil karya resep kita sendiri karena dari 10 besar makanan yang enak dan terlaris didunia itu adalah Nasi Goreng.
3.      Kesengan hidup (Fun/ Life Style)
            Tradisi kehidupan bersenang- senang di dunia dan lari dari norma agama bukanlah kehidupan umat Islam. Hal itu didasari dari hadits Nabi Muhammad SAW:
Yang artinya: “Dunia itu penjara/ neraka bagi umat muslim”.
            Maksud dari hadits di atas adalah kehidupan umat muslim itu harus sesuai dengan syariat dan ketentuan hukum- hukum Allah SWT, menghambakan diri secara total kepada- Nya baik harta, fisik maupun emosi. Kehidupan di dunia hanya sebagai ladang beramal dan beribadah untuk kehidupan setelahnya yaitu akhirat. Apa yang dikerjakan umat muslim selama hidup didunia menentukan nasib kehidupan di kampung halamannya kelak, apakah surga dengan kesenangan yang abadi atau neraka dengan kesengsaraan abadi? Itu tergantung dan kembali kepada diri setiap muslim itu sendiri.
4.      Hukum (Law)
            Dan ada satu lagi hal yang masih tetap menggerogoti setiap sendi kehidupan masyarakat muslim Indonesia hingga sekarang yakni hukum belanda masih dipakai pada tindak pidana, perdata dan ketatanegaraan. Dalam hal ini Al- Qur’an kembali memberi peringatan serta menyindir kita pada surah Al- Maidah ayat 50:
Yang artinya: “Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang- orang yang yakin?”.[7]
            Hukum dan sistem pemerintahan Islam itu harga mati bagi kaum muslim dimanapun berada. Cuma karena Indonesia terdapat berbagai agama, adat, budaya serta keyakinan, maka barangkali itu yang menjadi alasan pemberontakan atas ketidaksetujuan Indonesia bagian timur  pada poin pertama piagam Jakarta (Usiono: 2012)
5.      Ekonomi (Economy)
            Indonesia adalah salah satu negara yang telah sukses masuk dalam jeratan “Global Empire”- nya Amerika (USA) tanpa harus melalui pendudukan militer. Indonesia saat ini telah terjerat dalam perangkap utang yang hampir tidak mungkin untuk dibayar. Dengan utang yang berkisar 150 miliar dolar AS, Indonesia harus menyisihkan anggaran belanja pertahunnya sekitar 30- 40% hanya untuk membayar pokok utang ditambah bunganya. Dalam APBN 2005- 2006, misalnya sekitar Rp 146 triliun digunakan untuk membayar utang; Rp 60 triliun di antaranya untuk membayar bunga utangnya saja (HTI, 2011: 8).
            Adapun secara umum penjajahan di Indonesia dalam bidang ekonomi dilakukan oleh kreditor internasional seperti IMF, World Bank, ADB, dll, perusahaan multinasional, serta negara- negara maju ang bermuara pada kepentingan AS dan sekutunya. Presiden AS, Richard Nixon (Presiden AS ke- 37), pernah menyebut Indonesia sebagai hadiah terbesar diwilayah Asia Tenggara. Presiden Lyndon Johnson (Presiden AS ke- 36) pun menyatakan kekayaan alam Indonesia yang melimpah menjadi alasan bagi Amerika untuk mendekati dan membatu atau menjalin hubungan diplomasi (menjajah) Indonesia (HTI, 2011: 9).
6.      Politik (Politics)
            Dengan melihat realitas penjajahan politik barat atas dunia Islam, setidaknya kita dapat memahami bahwa barat penjajah menggunakan isu untuk mengintervensi dunia islam.
            Pertama: Perang Melawan Terorisme. Kampanye ini telah memuluskan barat, khususnya AS, untuk menguasai berbagai negeri islam dengan cara merusak pranata politiknya, menggulingkan penguasanya-yang tidak sejalan dengan kepentingan barat-sekaligus mengangkat penguasa boneka, serta mengklasifikasikan mana negeri yang pro barat dan negeri yang kontra barat.
            Kedua: Isu Demokratisasi dan HAM. Kampanye barat dengan menggunakan isu ini ditujukan untuk mengubah cara memahami konse Islam. Islam yang seharusnya dipahami sebagai sebuah ideology  dan sistem hidup yang khas-melalui isu demokratisasi dan HAM-diubah menjadi sistem nilai (values) yang hanya menjadi spirit  dalam aktivitas religi. Artinya konsep Islam yang pada awalnya khas dan vis a vis dengan konsep Barat kemudian bisa disesuaikan.
            Ketiga: Pendekatan Stick and Carrot. Pendekatan ini digunakan untuk mem-“peta-konflik”-kan umat Islam. Terjadinya dikotomi antara Islam ‘moderat’ dan Islam ‘garis keras’, betapapun sederhananya, tetap saja akan membingungkan umat Islam secara umum. Bahkan isu ini, jika disikapi secara emosional, dapat memancing pertikaian sesama umat Islam.[8]
            Sungguh sangat memprihatinkan kondisi pemerintahan Indonesia dari pasca kemerdekaan hingga sekarang. Akan tetapi ada 2 solusi bijak atas permasalahan ini yaitu:
1)      Sistem pemerintahan yang sudah ada dan dijalankan sekarang atas prakarsa presiden pertama hingga kepemimpinan presiden sekarang, walaupun hukum belanda tetapi intinya kembali pada pemerintah, para pejabat dan petinggi negara itu sendiri dalam mengamalkan esensi dan substansi pancasila. Karena isi dari kelima butir pancasila tersebut sangat dalam makna dan memiliki kontribusi positif bila di amalkan.
2)      Jika solusi pertama tak terlaksana dengan baik atau tidak konsisten maka solusi kedua yang tak lain tak bukan ialah wajib kembali kepada khilafah. Sistem pemerintahan yang diridhoi Allah, terjamin hak dan kesejahteraan. Islam juga sudah mempersiapkan UU- nya sendiri dengan landasan kitabullah dan sunnah rasul- Nya. Jika khilafah sudah terbentuk kembali dan syariat islampun dijalankan secara total maka Indonesia terlepas dari julukan Indonesia dengan “Kepemimpinan Negeri Boneka”.
REFERENCE:
Ø  Al- Qur’an dan Terjemahnya. Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang
Ø  Ash- Shiddieqy, T. M. Hasbi. 2002. Al- Bayan. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra
Ø  Iqbal, Muhammad. 2010. Etika Politik Qur’ani. Medan: IAIN Press.
Ø  Kennedy, John F. 2009. John F. Kennedy on Leadership. Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer
Ø  Modul Konferensi Rajab 1432 H, Hidup Sejahtera di Bawah Naungan Khilafah, pada hari Ahad, 26 Juni 2011 at Selecta (Medan) Sumatera Utara. HTI 2011 M.
Ø  Mujiono, Imam. 2002. Kepemimpinan dan Keorganisasian. Yogyakarta: UII Press.
Ø  Rajagukguk, Ahmad Sabban. 2009. Berdialog dengan Tuhan. Bandung: Ciptapustaka Media Perintis
Ø  Seri Modul Pelatihan “Coaching and Leadership Skill”. Jakarta: Direktorat Jenderal Pajak
Ø  Teguh, Mochammad, dkk. 2001. Latihan Kepemimpinan Islam Tingkat Dasar [LKID].  Yogyakarta: UII Press.
Ø  Usiono. ”Pancasila Membangun Karakter Bangsa”. 2012. Jakarta: Hijri Pustaka Utama
Ø  Yunus, Mahmud. 1972.  ”Kamus Bahasa Arab- Indonesia“. Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wadzurriyyah                       




[1] M. Quraish Shihab, Menabur Pesan Ilahi, h. 387
[2] Al- Qur’an dan Terjemahnya, juz. 1, h. 6
[3] T.M. Hasbi Ash- Shiddieqy,  Al- Bayan, jilid 1. h. 19
[4] Mahmud Yunus,Kamus Bahasa Arab- Indonesia . h. 120
[5] Para malaikat berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di muka bumi itu akan membuat kerusakan dan pertumpahan darah. Bantahan Allah: “Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
[6] Al- Qur’an dan Terjemahnya, juz. 22. h.341
[7] Al- Qur’an dan Terjemahnya, Juz. 6, h. 92
[8] Modul Konferensi Rajab 1432 H, Hidup Sejahtera di Bawah Naungan Khilafah, pada hari Ahad, 26 Juni 2011 at Selecta (Medan) Sumatera Utara. HTI 2011 M
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar