A.
Pendahuluan
Moejiono mengatakan
bahwa kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu
sosial, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan
manfaat bagi kesejahteraan bersama.
Akan
tetapi kepemimpinan yang dimaksud dimakalah ini adalah pengertian kepemimpinan
yang disorot dari berbagai sudut pandang dan yang menjadi objek sasarannya
yaitu kepemimpinan yang ada di Indonesia. Negeri yang kaya akan potensi SDA
(Sumber Daya Alam) seperti hasil laut dan hasil bumi tetapi miskin SDM dan
mudah terpengaruh oleh asing, menjadi boneka perpolitikan. Masyarakat kita
minim berproduksi tetapi kebanyakan cuma bisa mengkonsumsi. Padahal bila
pemimpin Negara ini mau bekerja maksimal, tegas, berani, bertanggung jawab dan
memiliki ide- ide brilliant maka tidak menutup kemungkinan SDM pun bisa
ditingkatkan.
Maka
disinilah pemakalah akan mencoba bercerita tentang “Kepemimpinan Negeri Boneka”.
Negeri yang dianggap sudah merdeka tetapi masih tetap dijajah. Dengan
mengucapkan basmalah pemakalah
lanjutkan pembahasan dihalaman berikutnya.
B.
Definisi Pemimpin Menurut Para Ahli
Kartini Kartono (1994 : 33). Pemimpin adalah seorang pribadi
yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kelebihan disatu
bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa
tujuan.
Ahmad Sabban Rajagukguk (2009 : 151). Pemimpin adalah orang
yang diberikan amanah yang harus dijalankan secara benar. Karena implementasi
kepemimpinan menyangkut hajat hidup orang banyak, sehingga senantiasa lekat
dengan kehidupan manusia dalam setiap waktu, tempat dan keadaan.
M. Quraish Shihab, “Pemimpin adalah orang yang diteladani
oleh masyarakatnya sekaligus selalu berada di depan dalam membimbing
masyarakatnya.[1]
John F. Kennedy (2009 : 45). Seorang
pemimpin adalah orang yang belajar menganggap tantangan menjadi peluang, mengubah
kekurangan menjadi sesuatu yang menguntungkan dan memiliki keuletan dalam
menghadapi kesulitan.
Apapun itu pengertian pemimpin yang
dipaparkan para ahli di atas merupakan cerminan bentuk dari diri seorang
pemimpin tersebut.
A.
Kepemimpinan
Negeri Boneka
Kepemimpinan
adalah orang yang diteladani oleh
masyarakatnya sekaligus selalu berada di depan dalam membimbing masyarakatnya
sekaligus orang yang diberikan amanah
yang harus dijalankan secara benar, karena menyangkut hajat hidup orang banyak.
Dari defenisi di atas jelas bahwa
pemimpin itu amanah dari Allah SWT melalui manusia (rakyat), amanah berupa menciptakan
peradaban dimuka bumi. Selain sebagai amanah, pemimpin (khalifah) juga sebgai tujuan
dan alasan Allah SWT menciptakan manusia untuk menjadi pengganti- Nya di Bumi.
Sebagaimana yang Allah SWT katakan dalam surah Al- Baqarah ayat 30:
Yang artinya: “Dan ingatlah ketika Tuhan-Mu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”[2]
Dalam tafsir Al- Bayan menurut Buya
Hasbi Ash- Shiddieqy, khalifah (pemimpin) yang dimaksud adalah kaum yang
sebagiannya menggantikan yang lain, abad demi abad.[3]
Khalifah
secara bahasa berarti pengganti nabi SAW.[4] Sedangkan
secara istilah adalah pemimpin. Khalifah (pemimpin) merupakan pengganti Allah
SWT di muka bumi bukan berarti Allah SWT tidak mampu untuk memelihara dan
mengelola bumi melainkan mengutus manusia (Adam A.S) sebagai khalifah agar
memimpin, mengelola dan memelihara bumi dengan syariat dan hukum- hukum- Nya.
Karena sebelum Adam A.S telah ada organisme yang tinggal di bumi, sering
berbuat kerusakan dan pertumpahan darah. Sebagaimana yang menjadi ramalan
malaikat bahwa kelak jika Allah SWT menambah makhluk lagi maka keadaan akan
menjadi serupa yakni berbuat kerusakan dan pertumpahan darah. Akan tetapi
dibantah Allah SWT pada lanjutan ayat berikutnya.[5]
Kembali
kepada sejarah dimana peristiwa Qabil membunuh Habil, terbukti juga ramalan
malaikat bahwa manusia atau makhluk yang dari saripati tanah akan berbuat
kerusakan cepat atau lambat dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi
pembunuhan tersebut.
Selain
amanah berupa menciptakan peradaban dimuka bumi, amanah tersebut juga berupa
menjalankan tugas- tugas keagamaan dan mendakwahkannya. Sebelumnya amanah
tersebut Allah SWT tawarkan pula kepada makhluk- Nya yang lain yang ada di bumi.
Sebagaimana Allah SWT kemukakan dalam
surah Al- Ahzab ayat 72:
Yang artinya: “Sesungguhnya Allah telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi dan
gunung- gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka
khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.”[6]
Negeri
adalah tanah tempat tinggal suatu bangsa. Sedangkan boneka berarti benda tiruan
yang dimainkan oleh anak- anak atau dalang. Jadi kepemimpinan negeri boneka adalah kepemimpinan suatu negara yang
secara resmi merdeka dan diakui kedaulatannya namun secara de- facto berada di
bawah kontrol oleh Negara lain. Kepemimpinan Negara boneka secara harfiah
berarti Negara di mana pemerintahannya dapat disamakan seperti boneka yang
dimainkan oleh pemerintah Negara lainnya sebagai dalang (Wikipedia).
Kepemimpinan Pemerintahan negara
boneka biasanya sangat tergantung kepada Negara dalangnya terutama dalam hal
politik, ekonomi, militer dan hubungan luar negeri. Ini menyebabkan
pemerintahan seperti ini biasanya tidak mempunyai legitimasi cukup baik di
dalam negeri maupun ke dunia internasional (Wikipedia).
Kaitannya dengan kepemimpinan
pemerintahan Negara Indonesia ini adalah Indonesia juga termasuk Negara boneka.
Negara yang dikendalikan oleh Negara lain, dikendalikan oleh Negara yang
mengaku diri sebagai Negara adidaya (Amerika). Dengan dalih membentuk
persyerikatan bangsa- bangsa untuk mempersatukan seluruh Negara tetapi
sesungguhnya mengendalikan dengan tujuan meraup keuntungan dan supaya ditakuti
oleh Negara lain. Ini bukan tentang sangka baik atau sangka buruk, tetapi
memang begitulah realita yang terjadi.
Amerika and friends sangat membenci
Islam. Kebencian tersebut terlihat dari sistem dan gaya diplomasi mereka
terhadap muslim, khususnya muslim Indonesia. Dengan dalih diplomasi tetapi pada
hakikatnya mereka menjajah dan penjajahan tersebut meliputi:
1.
Pakaian (Fashion)
Melalui pakaian/ busana yang membuka
aurat mereka menghancurkan umat muslim secara perlahan. Busana atau cara
berbusana umat muslim sudah ditentukan oleh syariatnya yakni busana yang
menutup aurat. Untuk muslimat busana yang memenuhi standar itu menutup seluruh
bagian tubuhnya kecuali muka dan telapak tangan. Sedangkan untuk muslim minimal dari puser hingga lutut. Tetapi
oleh mereka non muslim Amerika and
friends menyuntikkan tradisi berpakaian
tak layak pakai, tak memenuhi standar berpakaian umat muslim, sehingga
cukup banyak umat muslim yang terikut oleh tradisi berpakaian mereka,
kebanyakan sasarannya remaja- remaji islam.
2.
Makanan (Food)
KFC (Kentucky Fried Chicken), Texas
Chicken, Mc Donalds, Pizza Hut dan perusahaan makanan yahudi Amerika and friends lainnya juga termasuk racun
bagi umat muslim dunia khususnya Indonesia. Permasalahannya adalah umat muslim
secara keseluruhan tidak mengetahui kualitas makanan tersebut apalagi
kehalalannya. Seperti yang umat muslim ketahui bahwa bekas potongan hewan oleh non muslim itu
haram dimakan menurut hukum syar'i. Makanan khas Indonesia
apakah kurang memenuhi standar halal? Kurang enak? Tidak juga. Kita harusnya
bangga terhadap kuliner hasil karya resep kita sendiri karena dari 10 besar
makanan yang enak dan terlaris didunia itu adalah Nasi Goreng.
3.
Kesengan hidup (Fun/ Life Style)
Tradisi kehidupan bersenang- senang
di dunia dan lari dari norma agama bukanlah kehidupan umat Islam. Hal itu
didasari dari hadits Nabi Muhammad SAW:
Yang
artinya: “Dunia itu penjara/ neraka bagi
umat muslim”.
Maksud dari hadits di atas adalah kehidupan
umat muslim itu harus sesuai dengan syariat dan ketentuan hukum- hukum Allah
SWT, menghambakan diri secara total kepada- Nya baik harta, fisik maupun emosi.
Kehidupan di dunia hanya sebagai ladang beramal dan beribadah untuk kehidupan
setelahnya yaitu akhirat. Apa yang dikerjakan umat muslim selama hidup didunia
menentukan nasib kehidupan di kampung halamannya kelak, apakah surga dengan
kesenangan yang abadi atau neraka dengan kesengsaraan abadi? Itu tergantung dan
kembali kepada diri setiap muslim itu sendiri.
4.
Hukum (Law)
Dan ada satu lagi hal yang masih
tetap menggerogoti setiap sendi kehidupan masyarakat muslim Indonesia hingga
sekarang yakni hukum belanda masih dipakai pada tindak pidana, perdata dan
ketatanegaraan. Dalam hal ini Al- Qur’an kembali memberi peringatan serta
menyindir kita pada surah Al- Maidah ayat 50:
Yang artinya: “Apakah hukum Jahiliyah yang mereka
kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi
orang- orang yang yakin?”.[7]
Hukum dan sistem pemerintahan Islam
itu harga mati bagi kaum muslim dimanapun berada. Cuma karena Indonesia
terdapat berbagai agama, adat, budaya serta keyakinan, maka barangkali itu yang
menjadi alasan pemberontakan atas ketidaksetujuan Indonesia bagian timur pada poin pertama piagam Jakarta (Usiono:
2012)
5.
Ekonomi (Economy)
Indonesia adalah salah satu negara
yang telah sukses masuk dalam jeratan “Global Empire”- nya Amerika (USA) tanpa
harus melalui pendudukan militer. Indonesia saat ini telah terjerat dalam
perangkap utang yang hampir tidak mungkin untuk dibayar. Dengan utang yang
berkisar 150 miliar dolar AS, Indonesia harus menyisihkan anggaran belanja
pertahunnya sekitar 30- 40% hanya untuk membayar pokok utang ditambah bunganya.
Dalam APBN 2005- 2006, misalnya sekitar Rp 146 triliun digunakan untuk membayar
utang; Rp 60 triliun di antaranya untuk membayar bunga utangnya saja (HTI,
2011: 8).
Adapun secara umum penjajahan di
Indonesia dalam bidang ekonomi dilakukan oleh kreditor internasional seperti
IMF, World Bank, ADB, dll, perusahaan multinasional, serta negara- negara maju
ang bermuara pada kepentingan AS dan sekutunya. Presiden AS, Richard Nixon
(Presiden AS ke- 37), pernah menyebut Indonesia sebagai hadiah terbesar
diwilayah Asia Tenggara. Presiden Lyndon Johnson (Presiden AS ke- 36) pun
menyatakan kekayaan alam Indonesia yang melimpah menjadi alasan bagi Amerika
untuk mendekati dan membatu atau menjalin hubungan diplomasi (menjajah)
Indonesia (HTI, 2011: 9).
6.
Politik (Politics)
Dengan melihat realitas penjajahan
politik barat atas dunia Islam, setidaknya kita dapat memahami bahwa barat
penjajah menggunakan isu untuk mengintervensi dunia islam.
Pertama:
Perang Melawan Terorisme. Kampanye ini telah memuluskan barat, khususnya AS, untuk
menguasai berbagai negeri islam dengan cara merusak pranata politiknya,
menggulingkan penguasanya-yang tidak sejalan dengan kepentingan barat-sekaligus
mengangkat penguasa boneka, serta mengklasifikasikan mana negeri yang pro barat
dan negeri yang kontra barat.
Kedua:
Isu Demokratisasi dan HAM. Kampanye barat dengan menggunakan isu ini
ditujukan untuk mengubah cara memahami konse Islam. Islam yang seharusnya
dipahami sebagai sebuah ideology dan
sistem hidup yang khas-melalui isu demokratisasi dan HAM-diubah menjadi sistem
nilai (values) yang hanya menjadi spirit
dalam aktivitas religi. Artinya konsep Islam yang pada awalnya khas dan
vis a vis dengan konsep Barat kemudian bisa disesuaikan.
Ketiga:
Pendekatan Stick and Carrot. Pendekatan ini digunakan untuk
mem-“peta-konflik”-kan umat Islam. Terjadinya dikotomi antara Islam ‘moderat’
dan Islam ‘garis keras’, betapapun sederhananya, tetap saja akan membingungkan
umat Islam secara umum. Bahkan isu ini, jika disikapi secara emosional, dapat
memancing pertikaian sesama umat Islam.[8]
Sungguh sangat memprihatinkan
kondisi pemerintahan Indonesia dari pasca kemerdekaan hingga sekarang. Akan
tetapi ada 2 solusi bijak atas permasalahan ini yaitu:
1) Sistem
pemerintahan yang sudah ada dan dijalankan sekarang atas prakarsa presiden
pertama hingga kepemimpinan presiden sekarang, walaupun hukum belanda tetapi intinya
kembali pada pemerintah, para pejabat dan petinggi negara itu sendiri dalam
mengamalkan esensi dan substansi pancasila. Karena isi dari kelima butir
pancasila tersebut sangat dalam makna dan memiliki kontribusi positif bila di
amalkan.
2) Jika
solusi pertama tak terlaksana dengan baik atau tidak konsisten maka solusi
kedua yang tak lain tak bukan ialah wajib kembali kepada khilafah. Sistem
pemerintahan yang diridhoi Allah, terjamin hak dan kesejahteraan. Islam juga
sudah mempersiapkan UU- nya sendiri dengan landasan kitabullah dan sunnah
rasul- Nya. Jika khilafah sudah terbentuk kembali dan syariat islampun
dijalankan secara total maka Indonesia terlepas dari julukan Indonesia dengan “Kepemimpinan Negeri Boneka”.
REFERENCE:
Ø Al- Qur’an dan Terjemahnya.
Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang
Ø Ash- Shiddieqy, T. M. Hasbi. 2002. Al- Bayan. Semarang: PT. Pustaka Rizki
Putra
Ø Iqbal, Muhammad. 2010. Etika Politik Qur’ani. Medan: IAIN
Press.
Ø Kennedy, John F. 2009. John F. Kennedy on Leadership. Jakarta:
PT. Buana Ilmu Populer
Ø Modul Konferensi Rajab 1432 H, Hidup Sejahtera di Bawah Naungan Khilafah,
pada hari Ahad, 26 Juni 2011 at Selecta (Medan) Sumatera Utara. HTI 2011 M.
Ø Mujiono,
Imam. 2002. Kepemimpinan dan Keorganisasian. Yogyakarta: UII Press.
Ø Rajagukguk, Ahmad Sabban. 2009. Berdialog dengan Tuhan. Bandung:
Ciptapustaka Media Perintis
Ø Seri Modul
Pelatihan “Coaching and Leadership Skill”. Jakarta: Direktorat Jenderal Pajak
Ø Teguh,
Mochammad, dkk. 2001. Latihan Kepemimpinan Islam Tingkat Dasar [LKID]. Yogyakarta: UII Press.
Ø Usiono. ”Pancasila Membangun Karakter Bangsa”.
2012. Jakarta: Hijri Pustaka Utama
Ø Yunus, Mahmud. 1972. ”Kamus Bahasa Arab- Indonesia“. Jakarta:
PT. Mahmud Yunus Wadzurriyyah
[1] M.
Quraish Shihab, Menabur Pesan Ilahi,
h. 387
[2]
Al- Qur’an dan Terjemahnya, juz. 1, h. 6
[3]
T.M. Hasbi Ash- Shiddieqy, Al- Bayan, jilid 1. h. 19
[4]
Mahmud Yunus,Kamus Bahasa Arab- Indonesia
. h. 120
[5]
Para malaikat berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di muka
bumi itu akan membuat kerusakan dan pertumpahan darah. Bantahan Allah: “Aku
lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
[6]
Al- Qur’an dan Terjemahnya, juz. 22. h.341
[7]
Al- Qur’an dan Terjemahnya, Juz. 6, h. 92
[8] Modul
Konferensi Rajab 1432 H, Hidup Sejahtera
di Bawah Naungan Khilafah, pada hari Ahad, 26 Juni 2011 at Selecta (Medan)
Sumatera Utara. HTI 2011 M