BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode pendidikan Islam adalah prosedur umum dalam
penyampaian materi untuk mencapai tujuan pendidikan didasarkan atas asumsi
tertentu tentang hakikat Islam sebagai suprasistem. Sedangkan teknik pendidikan
Islam adalah langkah-langkah konkret pada waktu seorang pendidik melakukan
pengajaran di kelas. Jadi teknik merupakan pengejawantahan dari metode,
sedangkan metode merupakan penjabaran dari asumsi-asumsi dasar dari pendekatan
materi Islam.
Metode penelitian pendidikan Islam terdiri dari dua suku
kata metode penelitian dan pendidikan Islam. Metode penelitian pendidikan Islam
adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data atau informasi dari al-Qur’an,
al-Hadits dan pendapat para ulama dan pakar pendidikan Islam sebagaimana adanya
dan bukan sebagaimana seharusnya dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Mengetahui
ruang lingkup, model dan jenis, dan kriteria penelitian pendidikan Islam
menjadi tuntutan untuk membuat suatu penelitian pendidikan Islam yang lebih
baik. Maka permasalahan di atas
menjadi tugas pemakalah untuk merangkumnya ke dalam makalah sederhana yang
berjudul, ”Dasar-dasar Penelitian
Pendidikan Islam.”
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian metodologi pendidikan Islam?
2.
Apa saja ruang lingkup penelitian pendidikan Islam?
3.
Apa saja model dan jenis penelitian pendidikan
Islam?
4.
Bagaimana kriteria penelitian pendidikan Islam yang
baik?
C. Tujuan Masalah
1.
Untuk mengetahui pengertian metodologi pendidikan
Islam
2.
Untuk mengetahui ruang lingkup penelitian pendidikan
Islam
3.
Untuk mengetahui model dan jenis penelitian
pendidikan Islam
4.
Untuk mengetahui kriteria penelitian pendidikan
Islam yang baik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metodologi Pendidikan
Islam
Metodologi berasal dari
bahasa Yunani “metodos”, kata ini
terdiri dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati dan
“hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu jalan yang dilalui
untuk mencapai tujuan. Metodologi adalah ilmu-ilmu yang digunakan untuk
memperoleh kebenaran menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran,
tergantung dari realitas yang sedang dikaji.
Metode yang umum
dikenal dalam dunia pendidikan hingga sekarang adalah metode ceramah, metode
diskusi, metode eksperimen, metode demonstrasi, metode pemberian tugas, metode
sosiodarma, metode kerja kelompok, metode tanya jawab, metode proyek, metode
bersyarah, metode simulasi, metode model, metode karya wisata dan sebagainya. Semua
metode ini dapat digunakan berdasarkan kepentingan masing-masing sesuai dengan
pertimbangan bahan yang akan diberikan serta kebaikan dan keburukannya
masing-masing. Dengan kata lain, pemilihan dan penggunaan metode tergantung
pada nilai efektivitasnya masing-masing. Selama tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip ajaran Islam, metode tersebut boleh dipergunakan dalam
pendidikan Islam.[1]
Literatur ilmu pendidikan khususnya ilmu pengajaran dapat
ditemukan banyak metode pengajaran. Adapun metode mendidik, selain dengan cara
mengajar tidak terlalu dibahas oleh para ahli.[2]
Perumusan pengertian metode biasanya disandingkan dengan teknik yang mana
keduanya saling berhubungan.
Metode pendidikan Islam adalah prosedur umum dalam
penyampaian materi untuk mencapai tujuan pendidikan didasarkan atas asumsi
tertentu tentang hakikat Islam sebagai suprasistem. Sedangkan teknik pendidikan
Islam adalah langkah-langkah konkret pada waktu seorang pendidik melakukan
pengajaran di kelas. Muhammad Athiyah al-Abrasyi mengartikan metode sebagai
jalan yang dilalui untuk memperoleh pemahaman pada peserta didik. Sedangkan, Abd
al-Aziz mengartikan metode dengan
cara-cara memperoleh informasi pengetahuan pandangan kebiasaan berfikir serta
cinta kepada ilmu, guru dan sekolah. Jadi teknik merupakan pengejawantahan dari
metode, sedangkan metode merupakan penjabaran dari asumsi-asumsi dasar dari
pendekatan materi Islam.
Apabila metode dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan
pendidikan, metode mempunyai fungsi ganda, yaitu bersifat polipragmatis dan
monopragmatis. Polipragmatis bilamana metode menggunakan kegunaan yang serbaganda
(multipurpose), misalnya suatu metode
tertentu pada suatu situasi-kondisi tertentu dapat digunakan untuk merusak, dan
pada kondisi yang lain bias digunakan membangun dan memperbaiki. Kegunaannya
dapat bergantung pada si pemakai atau pada corak, bentuk dan kemampuan dari
metode sebagai alat. Sebaliknya, monopragmatis
bilamana metode mengandung implikasi bersifat konsisten, sistematis, dan
kebermaknaan menurut kondisi sasarannya, mengingat sasaran metode adalah
manusia sehingga pendidik dituntut untuk berhati-hati dalam penerapannya.[3]
Metode penelitian pendidikan Islam terdiri dari dua suku
kata metode penelitian dan pendidikan Islam. Metode penelitian adalah cara
ilmiah untuk mendapatkan data atau informasi dari al-Qur’an, al-Hadits dan
pendapat para ulama dan pakar pendidikan Islam sebagaimana adanya dan bukan
sebagaimana seharusnya dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Pendidikan Islam diartikan oleh berbagai ahli sebagai
berikut:[4]
1.
Konferensi internasional pertama tentang pendidikan
Islam mendefenisikan pendidikan Islam sebagai keseluruhan makna atau pengertian
yang terkandung dalam kata ta’lim, tarbiyah, dan ta’dib. Berdasarkan ketiga konsep tersebut pendidikan Islam
didefenisikan sebagai suatu proses penciptaan lingkungan yang kondusif bagi
memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan diri, fisik dan psikis agar
peserta didik tersebut mampu merealisir syahadah terhadap keberadaan dan
kemahaesaan Allah SWT, melalui pemenuhan fungsi dan tugasnya sebagai hamba
Allah dan Khalifah-Nya.
2.
Naquib al-Attas mendefenisikan pendidikan Islam
adalah ta’dib yaitu proses pengenalan
dan pengakuan tentang hakikat bahwa pengetahuan dan wujud bersifat teratur
secara hirarkis sesuai dengan berbagai tingkatan dan derajat tingkatan mereka
dan tentang tempat seseorang yang tepat dalam hubungannya dengan hakikat itu
serta dengan kapasitas dan potensi jasmaniah maupun rohaniah seseorang.
3.
Abuddin Nata mendefenisikan pendidikan Islam yang
dilaksanakan menggunakan al-Qur’an, al-Sunnah, ijma’ ulama, warisan sejarah, dan pertimbangan rasional serta data
empiris.
Ketiga defenisi di atas
menunjukkan perbedaan pendidikan Islam dengan pendidikan lain. Perbedaan
tersebut terletak pada Islam sebagai dasar pelaksanaan pendidikan, meskipun
kadang-kadang menggunakan teori-teori pendidikan yang dikembangkan oleh
ahli-ahli pendidikan sekuler, tetapi semua teori tersebut digunakan selama
tidak bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Islam.
B. Ruang Lingkup Penelitian Pendidikan
Islam
Ruang
lingkup kajian penelitian pendidikan Islam meliputi:
1.
Pendidikan Islam sebagai mata pelajaran yang
diberikan pada lembaga-lembaga pendidikan umum mulai tingkat sekolah dasar
sampai perguruan tinggi.
2.
Pendidikan Islam sebagai lembaga pendidikan formal,
non formal dan informal. Lembaga pendidikan Islam sebagai lembaga pendidikan
formal terdiri dari madrasah, pesantren
dan perguruan tinggi. Lembaga pendidikan Islam sebagai lembaga
pendidikan non formal terdiri dari madrasah diniyah, raudhatul athfal, mesjid,
surau dan lain-lain. Lembaga pendidikan Islam sebagai lembaga pendidikan
informal terdiri dari pendidikan keluarga dan lingkungan.
3.
Pendidikan Islam sebagai system. Kajian ini mencakup
dasar dan tujuan pendidikan Islam, tenaga pendidik, peserta didik, lingkungan,
kurikulum, metode dan evaluasi.
4.
Pendidikan Islam dalam konsep dan sejarah. Kajian
konsep mencakup penelitian tentang konsep-konsep pendidikan di dalam al-Qur’an
dan Hadits. Kajian sejarah mencakup penelitian tentang sejarah pemikiran dan
sejarah kelembagaan.[5]
Keempat pernyataan
di atas menunjukkan bahwa ruang lingkup kajian penelitian pendidikan
Islam bersifat universal dalam artian mencakup semua ranah dan dikaji dengan
banyak sumber konsep kajian. Selain itu ruang lingkup kajian penelitian
pendidikan Islam, di antaranya berupa komponen-komponen pendidikan yang mencakup:
1.
Interaksi
Pendidikan.
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang berdasarkan
interaksi antara peserta didik dengan para pendidik serta berbagai
sumber pendidikan. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik
dan sumber-sumber pendidikan tersebut dapat berlangsung dalam
situasi pergaulan pendidikan, pengajaran, latihan, serta
bimbingan. Situasi pergaulan pendidikan tersebut disebut pergaulan edukatif.
Dalam pergaulan edukatif antara peserta didik dengan
para pendidik yang dikembangkan terutama segi-segi afektif yakni
nilai-nilai, sikap, minat, motivasi, disiplin diri,
kebiasaan, dan lain-lain.
Interaksi
edukatif yang terjadi dalam proses pendidikan
atau proses pembelajaran peserta didik
sangat mempengaruhi proses pembelajaran untuk menjapai tujuan yang diharapkan.
Dalam konteks proses belajar mengajar, interaksi edukatif ini ibarat jembatan
bagi proses pembelajaran peserta didik. pencapaian tujuan pendidikan, terutama
pencapaian tujuan pembelajaran.[6]
2.
Tujuan
Pendidikan
Kegiatan
pendidikan diarahkan
kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut tujuan pendidikan. Tujuan
pendidikan tersebut merupakan kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi,
kecakapan, dan karakteristik pribadi peserta didik. Tujuan pendidikan minimal
diarahkan kepada pencapaian empat sasaran, yaitu:
a) Pengembangan segi-segi
kepribadian,
b) Pengembangan kemampuan
kemasyarakatan,
c) Pengembangan kemampuan
melanjutkan studi, dan
d) Pengembangan kecakapan dan kesiapan
untuk bekerja
Oleh
karena tujuannya positif maka proses
pendidikannya juga harus positif, konstruktif dan normatif.
Tujuan yang normatif tidak mungkin dapat dicapai dengan perbuatan yang tidak
normatif pula. Oleh sebab itu kepada guru sebagai pendidik dituntut untuk
selalu bersikap, berbuat, berperilaku, dan berpenampilan sesuai dengan
norma-norma.[7]
3. Lingkungan
Pendidikan
Proses
pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan, yaitu
lingkungan pendidikan. Lingkungan ini mencakup: (a) Lingkungan fisik, terdiri atas lingkungan alam dan lingkungan
buatan manusia, yang merupakan tempat dan sekaligus memberikan dukungan
kadang-kadang juga hambatan bagi berlangsungnya proses pendidikan, (b) Lingkungan sosial, merupakan
lingkungan pergaulan antar manusia. Di lingkungan ini
pendidik dan peserta didik serta orang-orang lainnya terlibat dalam
pendidikan terjadinya kumunikasi dalam bentuk
pergaulan pendidikan, (c) Lingkungan keagamaan,
adalah lingkungan yang terkait dengan pola-pola kegiatan, perilaku manusia
dalam melaksanakan kewajiban dan nilai-nilai keagamaan (d) Lingkungan intelektual, merupakan kondisi dan
iklim sekitar yang mendorong dan menunjang
pengembangan kemampuan berpikir. Lingkungan ini
mencakup perangkat lunak, seperti sistem dan program-program pengajaran,
perangkat keras seperti media dan sumber belajar, serta aktivitas-aktivitas
pengembangan dan penerapan kemampuan berpikir, dan (e) Lingkungan nilai, adalah lingkungan yang turut menata
kehidupan nilai bagi individu, kelompok masyarakat, bangsa.[8]
4.
Pergaulan
Pendidikan
Pergaulan pendidikan dalam proses
pengembangannya berlangsung secara informal, alamiah, dan mungkin juga tidak
disadari, walaupun dari sisi pendidik seharusnya selalu disadari mengatakan
bahwa proses pendidikan dalam situasi pergaulan berlangsung melalui
percontohan.
Para pendidik dengan apa yang mereka
perlihatkan, katakan, perbuat, dan berikan. Pendidikan diberikan dengan
“seluruh penampilan pendidik”, dengan seluruh
hal yang pendidik perlihatkan kepada para peserta didik, termasuk
hal-hal kurang baik atau tidak mendidik. Inilah yang disebut kesalahan
mendidik. Seharusnya dalam pergaulan pendidikan, para pendidik hanya memperlihatkan
hal-hal positif, yang ingin tumbuh dan berkembang ada peserta didik, karena
dalam pergaulan pendidikan para pendidik menjadi model dan contoh dari konsep
pendidikan yang dianutnya.[9]
C. Model dan Jenis Penelitian
Pendidikan Islam
Model dan jenis penelitian
pendidikan Islam secara umum tidak berbeda dengan model dan jenis-jenis
penelitian dalam penelitian pendidikan lainnya. Perbedaannya hanya terletak
pada objek dan sumber kajiannya.
Penelitian dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu,
penelitian menggunakan hipotesis dan penelitian tidak menggunakan hipotesis.
Penelitian yang tidak menggunakan hipotesis biasanya penelitian berbentuk
deskriptif, filosofis, historis, dan penelitian evaluasi. Sedangkan menurut
jenis data yang dipergunakan penelitian dibagi menjadi penelitian kualitatif
dan kuantitatif.
1) Penelitian
Kualitatif
Bogdan dan Taylor menjelaskan penelitian adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif tentang orang melalui tulisan atau
kata-kata yang diucapkan yang dapat diamati.[10].
Namun halnya dengan Indra Prasetia membuat defenisi kualitatif terdiri dari
penelitian historis, deskriptif, perkembangan , kasus dan penelitian lapangan,
kausal komparatif, eksperimen murni atau semu dan kaji tindak.[11]
Penelitian kualitatif atau sering disebut dengan
penelitian kualitatif naturalistik, yaitu jenis penelitian yang mengkaji dan
yang dapat menggambarkan realita sosial yang komplek dan konkrit. Dapat
disimpulkan bahwa penelitian kualitatif naturalistik adalah penelitian yang
mempelajari orang-orang yang dilakukan dalam latar ilmiah dan lebih menekankan
pada dekripsi data yang diperoleh melalui penelitian lapangan. Dalam penelitian
ini, data diperoleh dengan menggunakan observasi, wawancara dan pemanfaatan
dokumen. Secara garis besar penelitian kualitatif itu meliputi:
a.
Pendekatan
Metode Bervariasi
b.
Latar
Belakang Penelitian
c.
Sumber
Data
Dalam melakukan penelitian ini data-data yang diperlukan
di peroleh dari dua sumber yaitu:
1)
Data
Primer
2)
Data
Skunder[12]
d.
Prosedur
Pengumpulan dan Teknik Perekaman Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
1)
Metode
Observasi
2)
Metode
wawancara[13]
Adapun wawancara dari segi pelaksanaannya, dibedakan
menjadi tiga macam meliputi : wawancara bebas (Inguided Interview), wawancara
terpimpin (Guided Interview) dan wawancara bebas terpimpin.[14]
e.
Analisis
Data
Dalam proses Analisis data peneliti harus memperhatikan: Transkip
wawancara, catatan lapangan dari pengamatan, catatan harian penelitian, catatan
kejadian penting dari lapangan, memo dan refleksi peneliti.
f.
Pemeriksaan
atau Pengecekan Keabsahan Data
Adapun tekhnik yang digunakan dalam pemeriksaan keabsahan
data adalah sebagai berikut:
1)
Observasi
yang diperdalam
2)
Trianggulasi
Trianggulasi data pun dibagi menjadi tiga meliputi: Trianggulasi
data, trianggulasi dengan metode dan trianggulasi sumber.[15]
g.
Tahap-Tahap
penelitian
Tahap-tahap
penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berkenaan dengan proses
pelaksanaan penelitian. Sebagaimana yang dikutip Moleong, penelitian kuliatatif
dapat dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu tahap Pra lapangan, tahap pekerjaan
lapangan, dan tahap analisis data.[16]
Demikian dapat dikatakan bahwa pertahapan dalam
penelitian ini adalah bentuk urutan atau berjenjang yakni dimulai pada tahap
prapenelitian, tahap pelaksanaan penelitian, tahap paska-penelitian. Namun
walaupun demikian sifat dari kegiatan yang dilakukan pada masing-masing tahapan
tersebut tidaklah bersifat ketat, melainkan sesuai dengan situasi dan kondisi
yang ada.
2)
Penelitian
Kuantitatif
Penelitian
ini secara garis besar meliputi:
a.
Definisi Penelitian Kuantitatif
b.
Asumsi Penelitian Kuantitatif
c.
Karakeristik Penelitian Kuantitatif
d.
Prosedur Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif pelaksanaannya berdasarkan
prosedur yang telah direncanakan sebelumnya. Adapun prosedur penelitian
kuantitatif terdiri dari tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut:
1) Identifikasi
permasalahan
2) Studi
literatur
3) Pengembangan
kerangka konsep
4) Identifikasi
dan definisi variabel, hipotesis, dan pertanyaan penelitian.
5) Pengembangan
disain penelitian
6) Teknik
sampling
7) Pengumpulan
dan kuantifikasi data
8) Analisis
data
9) Interpretasi
dan komunikasi hasil penelitian.
e.
Tipe-tipe Penelitian Kuantitatif[17]
Berdasarkan
sifat-sifat permasalahannya, penelitian kuantitatif dapat dibedakan menjadi
beberapa tipe sebagai berikut:
1) Penelitian
Deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk meneliti dan menemukan
informasi sebanyak-banyaknya dari suatu fenomena. Teorisasi dan hipotesis dalam
penelitian ini kurang diperlukan karena penelitian ini bersifat ekplorasi,
menggambarkan ataupun dengan tujuan untuk menerangkan dan memprediksi terhadap
suatu gejala yang berlaku atas dasar data yang diperoleh lapangan. Penelitian
ini dapat juga menggunakan satu variable.[18]
Penelitian ini meliputi: Penelitian survey, penelitian kasus (case studies), penelitian pengembangan (developmental studies), penelitian
tindak lanjut (follow-up studies),
penelitian analisis dokumen (documentary
studies) dan penelitian korelasi (correlational
studies).
2) Penelitian
Eksperimen adalah suatu penelitian yang didesain bertujuan untuk menyelidiki
hubungan sebab-akibat melalui pengungkapan kelompok eksperimen menjadi kondisi
yang diperlukan dan membandingkan hasil perlakuan tersebut terhadap kelompok
kontrol yang tidak diberi perlakuan. Penelitian ini merupakan metode inti dari
model penelitian yang ada, karena memiliki 3 (tiga) persyaratan yakni:
mengontrol, memanipulasi dan observasi. Penelitian ini lebih banyak dilakukan
pada bidang kedokteran, teknik dan pertanian.[19]
Penelitian ini meliputi: Penelitian “pengukuran sesudah kejadian” dan
model-model penelitian eksperimen.[20]
3) Penelitian
Tindakan (Action Research) adalah
suatu penelitian bentuk kerjasama antara peneliti dengan para pengambil
keputusan, misalnya kerjasama peneliti dengan pihak perusahaan dimana hasil
penelitian dapat langsung dipakai dalam rangka pengambilan keputusan manajemen
perusahaan. Dalam bidang pendidikan penelitian ini sering disebut tindakan
kelas. Validitas penelitian ini secara relative lemah karena sampel kurang
presentatif, juga kontrol terhadap variable bebas tidak ditekankan.[21]
4) Penelitian
kausal komparatif; bertujuan
untuk menyelidiki kemungkinan sebab akibat terjadinya suatu fenomena. Contoh: *Studi
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas dan efisisensi
perusahaan.[22]
5)
Penelitian perkembangan (Development Research); bertujuan
untuk menyelidiki pola urutan pertumbuhan atau perubahan sebagai fungsi waktu.
Contoh: * Studi Longitudinal
Pertumbuhan yang Mengukur
Sifat-sifat Perubahan X. * Studi Cross-sectional Tentang Sifat-sifat
Pertumbuhan X * Studi Kecenderungan Tentang Pola-pola Perubahan X.[23]
f.
Metode Penelitian Kuantitatif
3)
Penelitian
Evaluasi
Penelitian
Evaluasi meliputi: Hakikat dan pentingnya penelitian evaluasi, jenis dan
pelaksanaan penelitian evaluasi, penelitian evaluasi dan evaluasi pendidikan
dan prosedur pelaksanaan penelitian evaluasi.
4)
Penelitian
Kepustakaan
Penelitian
Kepustakaan meliputi: Penelitian naskah berupa pengertian dan tata cara
penelitian, penelitian humaniora dan pendekatan kewahyuan.
5)
Penelitian
Historis
Penelitian Historis adalah penelitian penelusuran
dan penemuan sumber sejarah, pengukuran dan penyajiannya dilakukan secara
kritis.[24]
Penelitian ini meliputi: Pengertian dan prinsip dasar penelitian historis,
manfaat penelitian historis dan prosedur pelaksanaan penelitian historis.
6)
Penelitian
Dasar
Penelitian
dasar adalah penelitian yang dilakukan mempunyai tujuan perluasan ilmu tanpa
memikirkan manfaat dari penelitian tersebut.[25]
7)
Penelitian
Analisis
Penelitian
analisis adalah yang desain risetnya dimulai dari teori dan berakhir pada
fakta, oleh karenanya dalam riset ini terlibat satu atau lebih hipotesis. Teori
berfungsi sebagai masukan sekaligus sebagai pemecah masalah yang sedang
diteliti. Penelitian jenis ini banyak digunakan dalam bidang ekonomi seperti
menganalisis factor-faktor atau variabel-variabel ekonomi.[26]
8)
Penelitian
Kausal Eksperimen
Penelitian
kausal eksperimen adalah penelitian yang mendekati eksperimen (eksperimen
semu), biasanya penelitian ini pada manusia, dimana mereka tidak boleh dibedakan
antara satu dengan yang lainnya, misalnya mendapat perlakuan karena berstatus
sebagai grup kontrol. Dalam penelitian ini peneliti dapat membagi grup yang ada
tanpa membedakan antara kontrol dan grup secara nyata dengan tetap mengacu pada
bentuk alami yang sudah ada. Penelitian ini banyak digunakan pada bidang
pendidikan dan psikologi dengan objek penelitian adalah manusia.[27]
9)
Penelitian
Komparatif
Penelitian
komparatif adalah penelitian yang tidak memakai data masa lalu melainkan
menggunakan data masa sekarang dengan sifat expost
facto yaitu data dikumpulkan setelah suatu kejadian selesai berlangsung.[28]
10) Penelitian Verifikatif
Peneliatian
verifikatif adalah penelitian yang bertujuan untuk menguji hubungan-hubungan
variable dari hipotesis-hipotesis yang diajukan dengan data empiris.[29]
11)
Penelitian
Pengembangan
Penelitian
pengembangan adalah penelitian yang bertujuan mengembangkan masalah-masalah
dari suatu fenomena, yang dihubungkan dengan teori-teori dari suatu ilmu
tertentu, untuk memecahkan masalah itu secara rasional yang biasanya dilakukan
dengan cara deduktif. Penelitian pengembangan kadang-kadang ada yang mengarah
pada korelasi, namun pada umumnya masih bersifat menduga-duga dan tingkat
eksplanatorinya sedikit lebih mendalam dari penelitian eksploratif.[30]
12)
Penelitian
Studi Kasus
Penelitian
studi kasus adalah pengkajian suatu masalah yang bersifat terbatas dan
kesiimpulannya pun hanya berlaku untuk kasus tertentu meskipun bisa menjadi
preseden bagi kasus berikutnya.[31]
13)
Penelitian
Terapan
Penelitian terapan (applied research) adalah penelitian yang dilakukan atas dasar
permasalahan yang signifikan yang hidup dimasyarakat sekitar. Penelitian
terapan banyak digunakan dalam bidang industri dengan kajian pengembangan
teknologi. Dalam bidang pendidikan dengan kajian pengembangan kurikulum,
instrumentasi dan model-model peningkatan kualitas pembelajaran.[32]
D. Kriteria Penelitian Pendidikan Islam
yang Baik
Secara umum untuk
mendapatkan hasil dari suatu penelitian atau riset yang baik dalam memuaskan
semua pihak, maka perlu dibuat beberapa kriteria. Ada 18 kriteria penelitian
pendidikan Islam yang baik:
1.
Masalah dan tujuan penelitian harus
berkaitan dengan ruang lingkup penelitian pendidikan Islam
2.
Masalah dan tujuan penelitian harus
digambarkan secara jelas sehingga tidak menimbulkan keraguan kepada pembaca.
3.
Penelitian yang dilakukan bersifat
kritis dan analitis
4.
Masalah penelitan yang diajukan bersifat
rasional
5.
Koherensi yaitu terdapat keterkaitan
antar bagian dalam penelitian
6.
Konsistensi penggunaan istilah dalam
penelitian
7.
Memuat konsep dan teori yang sebagian
besar diambil dari penafsiran-penafsiran ulama terhadap ayat-ayat al-Qur’an
yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti dan teori-teori yang
dikembangkan oleh ulama atau ahli-ahli pendidikan Islam
8.
Menggunakan istilah dengan tepat dan
defenisi yang seragam
9.
Mengembangkan hipotesis yang dapat diuji
jika yang akan dilaksanakan adalah penelitian kuantitatif.
10.
Teknik dan prosedur dalam penelitian
dijelaskan secara rinci
11.
Obyektifitas penelitian harus tetap
dijaga dengan menunjukkan bukti-bukti mengenai sampel yang diambil
12.
Dilakukan dengan hati-hati, cermat,
jujur dan teliti
13.
Kekurangan-kekurangan selama pelaksanaan
penelitian harus diinformasikan secara jujur dan menjelaskan dampak dari
kekurangan tersebut
14.
Validitas dan kehandalan data harus
diperiksa dengan cermat. Jika dalam penelitian kuantitatif dilakukan dengan uji
coba instrument penelitian sebelum digunakan pada subjek penelitian. Jika pada
penelitian kualitatif dilakukan dengan teknik penjaminan keabsahan data.
15.
Dapat diulang oleh peneliti lain
sehingga dapat diuji validitas dan reliabilitasnya
16.
Memiliki akurasi yang tinggi (dapat
diterima)
17.
Kesimpulan yang diambil harus didasarkan
pada hal-hal yang terkait dengan data penelitian
18.
Berimbang antara nilai manfaat
penelitian dengan biaya penelitian.[33]
Penelitian yang baik
akan memiliki nilai yang baik pada kriteria pada 18 ciri di atas. Hasil yang
kurang pada satu atau lebih faktor kriteria akan dapat membuat penelitian
menjadi tidak valid.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Metode penelitian pendidikan Islam terdiri dari dua suku
kata metode penelitian dan pendidikan Islam. Metode penelitian adalah cara
ilmiah untuk mendapatkan data atau informasi dari al-Qur’an, al-Hadits dan
pendapat para ulama dan pakar pendidikan Islam sebagaimana adanya dan bukan
sebagaimana seharusnya dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Ruang lingkup kajian penelitian
pendidikan Islam bersifat universal dalam artian mencakup semua ranah dan
dikaji dengan banyak sumber konsep kajian. Model dan jenis penelitian
pendidikan Islam secara umum tidak berbeda dengan model dan jenis-jenis
penelitian dalam penelitian pendidikan lainnya. Perbedaannya hanya terletak
pada objek dan sumber kajiannya.
Secara umum kriteria
penelitian pendidikan Islam yang baik pada dasarnya sama dengan penelitian
pendidikan lainnya. Namun, penelitian yang baik akan memiliki nilai yang baik
jika kriterianya dilakukan sesuai prosedur. Hasil yang kurang pada satu atau
lebih faktor kriteria akan dapat membuat penelitian menjadi tidak valid
B.
Saran
Makalah ini merupakan
pengejawantahan sekelumit pengetahuan yang pemakalah miliki dalam ilmu
pembuatan makalah dan tidak menutup kemungkinan banyak terselip kesalahan. Hal
itu disebabkan adanya kealpaan dan keterbatasan pemakalah, sehingga masih jauh
dari kesempurnaan. Maka dari itu sangat diharapkan kepada dosen pengampuh
memberikan wejangan kritik dan saran yang membangun.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul Mujib dan Jusuf
Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam,
Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006
Ahmad
Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif
Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2005
Bukhari
Umar, Ilmu pendidikan Islam, Jakarta:
Amzan
Indra
Prasetia, Metodologi Penelitian
Pendidikan, Medan: FKIP UMSU, 2012
Kuntjojo,
Metodologi Penelitian, metodologi-penelitian.pdf
Lexy J. Moeleong. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2002
Masganti Sitorus, Metodologi Penelitian Pendidikan Islam,
Medan: IAIN Press, 2011
Nana Syaodih
Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta:
PT. Logos Kencana, 2005
Salim dan Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif,
Bandung : Cipustaka Media, 2007
Silabus mata kuliah
MPPI (Metodologi Penelitian Pendidikan Islam) PEDI Reguler-A Pascasarjana
UIN-SU Medan
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Edisi Revisi. Jakarta:
Rineka Cipta, 2006
-------------------------.
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
praktis. Jakarta: Bina Aksara, 1993
Suryana, Metodologi Penelitian: Model Praktis
Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, UPI, 2010
[1] Bukhari Umar, Ilmu pendidikan Islam, (Jakarta: Amzan, tt),
h. 180
[2] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 131
[3] Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir,
Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana
Prenada Media, 2006), h. 167
[4] Masganti Sitorus, Metodologi Penelitian Pendidikan Islam, (Medan:
IAIN Press, 2011), h. 17
[5] Ibid, hal. 18
[6] Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta:
PT. Logos Kencana, 2005), h. 24
[7] Ibid, h. 27
[8] Ibid, h. 29
[9] Masganti Sitorus, Metodologi …, h. 30
[10] Salim dan Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung
: Cipustaka Media, 2007), h. 46.
[11] Indra Prasetia, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Medan:
FKIP UMSU, 2012), h. 6
[12] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Edisi Revisi. (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006). h. 129
[13] Suharsimi Ari Kunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktis.
(Jakarta:Bina Aksara, 1993), h. 28
[14] Lexy J. Moeleong. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2002), h. 118
[15] Ibid, h. 108-117.
[16] Ibid, h. 127-147
[17] Kuntjojo, Metodologi Penelitian, metodologi-penelitian,pdf, h. 12
[18] Indra Prasetia, Metodologi…, h. 6
[19] Ibid, hal. 6.
[20] Silabus mata kuliah MPPI
(Metodologi Penelitian Pendidikan Islam) PEDI Reguler-A Pascasarjana UIN-SU
Medan
[21] Indra Prasetia, Metodologi..., h. 6
[22] Suryana, Metodologi Penelitian:Model
Praktis Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif, (tk, UPI, 2010), h. 19
[24] Ibid, h. 7
[25] Ibid, h. 6
[26] Ibid, h. 6
[27] Ibid, h. 7
[28] Ibid, h. 7
[29] Ibid, h. 7
[30] Ibid, h. 7
[31] Ibid, h. 7
[32] Ibid, h. 7
[33] Masganti Sitorus, Metodologi…, h. 18