Tapi kalo
dipikir-pikir, ada salahnya juga bila kebanyakan orang-orang menyalahi ketersediaan dan
standart sarana- prasarana umum yang ada di negeri ini. cobalah sedikit
berbaik- sangka, buka nalar- pikir kita, maklum saja jika ketersedian sarana-
prasarana umum di negeri seperti singapura dan malaysia memadai, bersih, rapi,
apik, terawat dan gratis pula, itu karena negeri itu teritorialnya kecil, dana
(APBD atau APBN klo di Indonesia) untuk pembangunan mereka terbilang cuma untuk
wilayah mereka yang kecil, wajar- wajar saja toh mereka dibilang maju dari segi
pembangunan/ sarana-prasarana umum.
Dibanding negeri
kita ini luas loh bro, dana dari mana mau membangun sarana- prasarana umum
dengan merata? dari Sabang- Merauke pula? sementara kita tau sendirikan
keuangan di negeri kita ini gimana keadaannya, utang luar negeri yang amat
besar. Dengan utang yang berkisar 150 miliar dolar AS, indonesia harus
menyisihkan anggarn belanja pertahunnya sekitar 30-40% hanya untuk membayar
pokok utang ditambah bunganya. Dalam APBN 2005- 2006, misalnya, sekitar Rp 146
triliun digunakan untuk membayar utang; Rp 60 triliun di antaranya adalah untuk
membayar bunga utangnya saja (HTI: Naskah Konferensi Rajab, 2011). Uang dari
mana mau membangun merata? jauh banding harapan dengan kenyataan. Belum lagi
perkara Pejabat bermasalah alias Pencuri Berdasi, aaahhh sudahlah demek ane
membahasnya.
Sebelum ane tutup
nich bahasan tulisan, secara pribadi ane kurang suka dengan dialog ini:
si A: Kamu mau
bawa berobat ke mana itu bocah?
si B: Singapore
lah, di sanakan lengkap fasilitas RS nya.
si A:
ooooooooooooooooooo...
So, sebelum memuji negeri tetangga/ negeri luar dan mencela negeri sendiri dalam hal
sarana- prasarana umumnya, pikir dululah, atau paling tidak walau kurang puas
cukup rasa kecewa atau mungkin benci itu ditahan saja dalam hati, jangan sampai
dibeber- beberkan ke luar, aib itu.
Begitu menurutku.