A. Pendahuluan
Kesadaran bahwa
belajar adalah proses menjadi dirinya sendiri (process
of becoming person)
bukan proses untuk dibentuk (process
of beings haped)
menurut kehendak orang lain, membawa kesadaran yang lain bahwa
kegiatan belajar harus melibatkan individu atau client
dalam proses pemikiran: apa yang mereka inginkan, apa yang dilakukan,
menentukan dan merencanakan serta melakukan tindakan apa saja yang
perlu untuk memenuhi keinginan tersebut. Inti dari pendidikan adalah
menolong orang belajar bagaimana memikirkan diri mereka sendiri,
mengatur urusan kehidupan mereka sendiri untuk berkembang dan matang,
dengan mempertimbangkan bahwa mereka juga sebagai makhluk sosial.
Malcolm Knowles dalam publikasinya
yang berjudul “The
Adult Learner, A Neglected Species” mengungkapkan
teori belajar yang tepat bagi orang dewasa. Sejak saat itulah istilah
“Andragogi” makin diperbincangkan oleh berbagai kalangan
khususnya para ahli pendidikan.
Andragogi berasal dari bahasa Yunani kuno “aner”, dengan akar kata
ander yang berarti laki- laki dewasa, dan gogos yang berarti
membimbing atau membina.
Knowles
(Sudjana, 2005: 62) mendefinisikan andragogi sebagai seni dan ilmu
dalam membantu peserta didik (orang dewasa) untuk belajar (the
science and arts of helping adults learn).
Berbeda dengan pedagogi karena istilah ini dapat diartikan sebagai
seni dan ilmu untuk mengajar anak-anak (pedagogy
is the science and arts of teaching children). Andragogi
juga adalah suatu model proses pembelajaran peserta didik yang
terdiri atas orang dewasa.
D. Teori Belajar Andragogi
1. Malcolm Knowles
D. Teori Belajar Andragogi
1. Malcolm Knowles
Knowles
terkenal dengan teori andragoginya, oleh karena itu dianggap Bapak
Teori Andragogi
meskipun bukan dia yang pertama kali menggunakan istilah tersebut.
Andragogi berasal dari akar kata “aner”
yang artinya orang (man)
untuk membedakannya dengan “paed”
yang artinya anak. Andragogi adalah seni dan ilmu yang digunakan
untuk membantu orang dewasa belajar.
Adapun
prosedur yang perlu ditempuh oleh pendidik sebagaimana dikemukakan
Knowles (1986) adalah sebagai berikut: (a) menciptakan suasana yang
kondusif untuk belajar melalui kerjasama dalam merencanakan program
pembelajaran, (b) menemukan kebutuhan belajar, (c) merumuskan tujuan
dan materi yang cocok untuk memenuhi kebutuhan belajar, (d) merancang
pola belajar dalam sejumlah pengalaman belajar untuk peserta didik,
(e) melaksanakan kegiatan belajar dengan menggunakan metode, teknik
dan sarana belajar yang tepat dan (f) menilai kegiatan belajar serta
mendiagnosis kembali kebutuhan belajar untuk kegiatan pembelejaran
selanjutnya (Sudjana, 2005: 63).
2. Carl
Rogers
Rogers
mengemukakan adanya tiga unsur yang penting dalam belajar
berpengalaman (experimental
learning),
yaitu:
a.
Peserta
belajar hendaknya dihadapkan pada masalah nyata yang ingin ditemukan
pemecahannya.
b.
Apabila
kesadaran akan masalah telah terbentuk, maka terbentuk pulalah sikap
terhadap masalah tersebut.
c.
Adanya
sumber belajar, baik berupa manusia maupun berbentuk bahan tertulis
atau tercetak.
Berikut
ini adalah tahap belajar Andragogi:
1) Pengalaman
2) Penerapam Sumbang
3) Saran (Pengungkapan)
4) Generalisasi
5) Prinsip (Menyimpulkan/ Proses Merencanakan
6) Diskusi (Analisis)
Sumber Referensi: