Selasa, 02 Januari 2024

Arti Nama Dīwān Syams Tabrīzī Azwar

Perkara nama, aku sangat teliti dalam pemberian nama terutama untuk anak sendiri karena nama adalah sebentuk doa sekaligus harapan orang tua terhadap arti dari nama tersebut, doa dan harapan sepanjang hayat dan terus melekat hingga hari akhir kelak. Nabi s.a.w. pernah bersabda yang diriwayatkan oleh Abu Dawud yang artinya, “Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama kalian dan nama bapak kalian. Maka baguskan lah nama-nama kalian”. Atas dasar hadis inilah ku beri nama terbaik untuk anak-anak ku.

            Aku menamakan anak ku dengan nama yang baik lagi berarti, anak pertama ku beri nama dari sebuah nama kitab Tasawuf حديقة الاولياء karangan Syeikh Tajuddīn Naufal yang terbit di kisaran tahun 1986 oleh penerbit  Dār Ibn Zaidūn. Pada anak kedua, nama yang ku berikan pun ku ambil dari nama kitab Tasawuf yakniتذكرة الاولياء  karangan Syeikh Farīduddīn ‘Aṭṭār yang diterbitkan oleh Dār Kitāb ‘Ilmiyah, Libanon. Begitu pun untuk anak ketiga, sebelum kelahirannya sudah ku persiapkan nama untuknya yang ku ambil juga dari kitab Tasawuf ديوان شمس تبريزي karangan Maulana Jalaluddin Rumi yang diterbitkan oleh Al-Markaz Al-Qaumi Littarjamah, Cairo di tahun 2009.

ديوان شمس تبريزي  artinya Bait-bait syair Syams Tabrizi.  Menurut William C. Chittick, Dīwān Syams Tabrīzī ialah pantulan dari kilauan cahaya kehidupan spiritual Rumi. Setiap puisinya merupakan gambaran simbolis kondisi sufistik yang dialami dalam mencapai jalan menuju Tuhan (Kusuma Jaya, 2016). Diwan adalah sebuah naskah/buku yang berisi kumpulan puisi. Maka, Diwan Syams Tabrizi berarti kumpulan puisi Syams Tabrizi atau nyanyian cinta Rumi terhadap Syams. Rumi menyandarkan judul kitabnya dengan nama guru spiritualnya itu karena rasa hormat dan cintanya kepada Syamsuddin at-Tabrizi (dari Tabriz – sekarang wilayah di Iran) yang telah membuka mata batinnya. Dengan Diwan-nya itu, Rumi menunjukkan jalan “Cinta Ilahi” sebagai jalan alternatif yang lebih ramah terhadap kehidupan dunia namun tidak melupakan kehidupan akhirat (Hisnuddin, 2020). Secara filosofis, aku memiliki harapan – yang sama dengan harapan untuk kedua putri ku – untuk putra pertama atau anak ketiga ku ini kelak dapat menjadi waliyullah, dapat memberi teladan dan menjadi guru spiritual bagi siapa saja tak luput kepada dirinya sendiri.


            Diwan Syams Tabrizi Azwar, aku melengkapi nama itu dengan nama ku di ujungnya yang sudah include nama ku dan nama istri ku (Azwar Wardah), bila ditulis dengan bahasa Arab menjadi ديوان شمس تبريزي ازوار. Yang ku ketahui, dewasa ini kebanyakan orang tua lebih memilih jalan instan dalam memberi nama anak, dengan mengandalkan mesin pencari Google, mereka mendapatkan nama-nama yang sesuai keinginan. Berbeda dengan ku, entah karena menyukai buku, anak pertama, kedua, hingga ketiga ini – mungkin selanjutnya – ku beri nama yang ku ambil dari nama buku/kitab. Ketika nanti Allah mengaruniai dan mengamanahkan kepada kami anak lagi dan lagi, aku akan istikamah menyelaraskan nama-nama mereka dari nama-nama kitab terutama – kesukaan ku – kitab-kitab Tasawuf. 


            Alhamdulillah, pada 26 Desember lalu aku telah mengakikahkan putra pertama atau anak ketiga ku ini saat umurnya sudah 1 tahun 2 bulan, aku sangat senang, bahagia luar biasa. Betapa tidak, akikah anak ketiga ku ini bersamaan dengan acara tunangan adik perempuan ku satu-satunya, anak paling bontot (bungsu), sehingga kebahagiaan itu kami rasakan sekeluarga. Aku merasa bersyukur sekali kepada Allah Rabbur Raḥmān dan berharap ada kejutan lagi dan lagi nantinya, Ãmīn.        

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar