Kamis, 28 Juli 2016

Dasar-dasar Penelitian Pendidikan Islam



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Metode pendidikan Islam adalah prosedur umum dalam penyampaian materi untuk mencapai tujuan pendidikan didasarkan atas asumsi tertentu tentang hakikat Islam sebagai suprasistem. Sedangkan teknik pendidikan Islam adalah langkah-langkah konkret pada waktu seorang pendidik melakukan pengajaran di kelas. Jadi teknik merupakan pengejawantahan dari metode, sedangkan metode merupakan penjabaran dari asumsi-asumsi dasar dari pendekatan materi Islam.
Metode penelitian pendidikan Islam terdiri dari dua suku kata metode penelitian dan pendidikan Islam. Metode penelitian pendidikan Islam adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data atau informasi dari al-Qur’an, al-Hadits dan pendapat para ulama dan pakar pendidikan Islam sebagaimana adanya dan bukan sebagaimana seharusnya dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Mengetahui ruang lingkup, model dan jenis, dan kriteria penelitian pendidikan Islam menjadi tuntutan untuk membuat suatu penelitian pendidikan Islam yang lebih baik. Maka permasalahan di atas menjadi tugas pemakalah untuk merangkumnya ke dalam makalah sederhana yang berjudul, ”Dasar-dasar Penelitian Pendidikan Islam.”

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian metodologi pendidikan Islam?
2.      Apa saja ruang lingkup penelitian pendidikan Islam?
3.      Apa saja model dan jenis penelitian pendidikan Islam?
4.      Bagaimana kriteria penelitian pendidikan Islam yang baik?

C.    Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui pengertian metodologi pendidikan Islam
2.      Untuk mengetahui ruang lingkup penelitian pendidikan Islam
3.      Untuk mengetahui model dan jenis penelitian pendidikan Islam
4.      Untuk mengetahui kriteria penelitian pendidikan Islam yang baik

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Metodologi Pendidikan Islam
Metodologi berasal dari bahasa  Yunani “metodos”, kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Metodologi adalah ilmu-ilmu yang digunakan untuk memperoleh kebenaran menggunakan penelusuran dengan  tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran, tergantung dari realitas yang sedang dikaji.
Metode yang umum dikenal dalam dunia pendidikan hingga sekarang adalah metode ceramah, metode diskusi, metode eksperimen, metode demonstrasi, metode pemberian tugas, metode sosiodarma, metode kerja kelompok, metode tanya jawab, metode proyek, metode bersyarah, metode simulasi, metode model, metode karya wisata dan sebagainya. Semua metode ini dapat digunakan berdasarkan kepentingan masing-masing sesuai dengan pertimbangan bahan yang akan diberikan serta kebaikan dan keburukannya masing-masing. Dengan kata lain, pemilihan dan penggunaan metode tergantung pada nilai efektivitasnya masing-masing. Selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam, metode tersebut boleh dipergunakan dalam pendidikan Islam.[1]
Literatur ilmu pendidikan khususnya ilmu pengajaran dapat ditemukan banyak metode pengajaran. Adapun metode mendidik, selain dengan cara mengajar tidak terlalu dibahas oleh para ahli.[2] Perumusan pengertian metode biasanya disandingkan dengan teknik yang mana keduanya saling berhubungan.
Metode pendidikan Islam adalah prosedur umum dalam penyampaian materi untuk mencapai tujuan pendidikan didasarkan atas asumsi tertentu tentang hakikat Islam sebagai suprasistem. Sedangkan teknik pendidikan Islam adalah langkah-langkah konkret pada waktu seorang pendidik melakukan pengajaran di kelas. Muhammad Athiyah al-Abrasyi mengartikan metode sebagai jalan yang dilalui untuk memperoleh pemahaman pada peserta didik. Sedangkan, Abd al-Aziz  mengartikan metode dengan cara-cara memperoleh informasi pengetahuan pandangan kebiasaan berfikir serta cinta kepada ilmu, guru dan sekolah. Jadi teknik merupakan pengejawantahan dari metode, sedangkan metode merupakan penjabaran dari asumsi-asumsi dasar dari pendekatan materi Islam.
Apabila metode dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, metode mempunyai fungsi ganda, yaitu bersifat polipragmatis dan monopragmatis. Polipragmatis bilamana metode menggunakan kegunaan yang serbaganda (multipurpose), misalnya suatu metode tertentu pada suatu situasi-kondisi tertentu dapat digunakan untuk merusak, dan pada kondisi yang lain bias digunakan membangun dan memperbaiki. Kegunaannya dapat bergantung pada si pemakai atau pada corak, bentuk dan kemampuan dari metode sebagai alat. Sebaliknya, monopragmatis bilamana metode mengandung implikasi bersifat konsisten, sistematis, dan kebermaknaan menurut kondisi sasarannya, mengingat sasaran metode adalah manusia sehingga pendidik dituntut untuk berhati-hati dalam penerapannya.[3]
Metode penelitian pendidikan Islam terdiri dari dua suku kata metode penelitian dan pendidikan Islam. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data atau informasi dari al-Qur’an, al-Hadits dan pendapat para ulama dan pakar pendidikan Islam sebagaimana adanya dan bukan sebagaimana seharusnya dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Pendidikan Islam diartikan oleh berbagai ahli sebagai berikut:[4]
1.      Konferensi internasional pertama tentang pendidikan Islam mendefenisikan pendidikan Islam sebagai keseluruhan makna atau pengertian yang terkandung dalam kata ta’lim, tarbiyah, dan ta’dib. Berdasarkan ketiga konsep tersebut pendidikan Islam didefenisikan sebagai suatu proses penciptaan lingkungan yang kondusif bagi memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan diri, fisik dan psikis agar peserta didik tersebut mampu merealisir syahadah terhadap keberadaan dan kemahaesaan Allah SWT, melalui pemenuhan fungsi dan tugasnya sebagai hamba Allah dan Khalifah-Nya.
2.      Naquib al-Attas mendefenisikan pendidikan Islam adalah ta’dib yaitu proses pengenalan dan pengakuan tentang hakikat bahwa pengetahuan dan wujud bersifat teratur secara hirarkis sesuai dengan berbagai tingkatan dan derajat tingkatan mereka dan tentang tempat seseorang yang tepat dalam hubungannya dengan hakikat itu serta dengan kapasitas dan potensi jasmaniah maupun rohaniah seseorang.
3.      Abuddin Nata mendefenisikan pendidikan Islam yang dilaksanakan menggunakan al-Qur’an, al-Sunnah, ijma’ ulama, warisan sejarah, dan pertimbangan rasional serta data empiris.
Ketiga defenisi di atas menunjukkan perbedaan pendidikan Islam dengan pendidikan lain. Perbedaan tersebut terletak pada Islam sebagai dasar pelaksanaan pendidikan, meskipun kadang-kadang menggunakan teori-teori pendidikan yang dikembangkan oleh ahli-ahli pendidikan sekuler, tetapi semua teori tersebut digunakan selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Islam.

B.       Ruang Lingkup Penelitian Pendidikan Islam
Ruang lingkup kajian penelitian pendidikan Islam meliputi:
1.      Pendidikan Islam sebagai mata pelajaran yang diberikan pada lembaga-lembaga pendidikan umum mulai tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
2.      Pendidikan Islam sebagai lembaga pendidikan formal, non formal dan informal. Lembaga pendidikan Islam sebagai lembaga pendidikan formal terdiri dari madrasah, pesantren  dan perguruan tinggi. Lembaga pendidikan Islam sebagai lembaga pendidikan non formal terdiri dari madrasah diniyah, raudhatul athfal, mesjid, surau dan lain-lain. Lembaga pendidikan Islam sebagai lembaga pendidikan informal terdiri dari pendidikan keluarga dan lingkungan.
3.      Pendidikan Islam sebagai system. Kajian ini mencakup dasar dan tujuan pendidikan Islam, tenaga pendidik, peserta didik, lingkungan, kurikulum, metode dan evaluasi.
4.      Pendidikan Islam dalam konsep dan sejarah. Kajian konsep mencakup penelitian tentang konsep-konsep pendidikan di dalam al-Qur’an dan Hadits. Kajian sejarah mencakup penelitian tentang sejarah pemikiran dan sejarah kelembagaan.[5]
Keempat pernyataan  di atas menunjukkan bahwa ruang lingkup kajian penelitian pendidikan Islam bersifat universal dalam artian mencakup semua ranah dan dikaji dengan banyak sumber konsep kajian. Selain itu  ruang lingkup kajian penelitian pendidikan Islam, di antaranya berupa komponen-komponen pendidikan yang mencakup:
1.      Interaksi Pendidikan.
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang berdasarkan interaksi antara peserta didik dengan para pendidik serta berbagai  sumber  pendidikan.  Interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber-sumber pendidikan tersebut dapat berlangsung  dalam  situasi  pergaulan pendidikan,  pengajaran,  latihan,  serta bimbingan. Situasi pergaulan pendidikan tersebut disebut pergaulan edukatif. Dalam  pergaulan  edukatif antara  peserta  didik dengan para pendidik yang dikembangkan terutama  segi-segi  afektif yakni nilai-nilai, sikap,  minat,  motivasi,  disiplin  diri, kebiasaan, dan lain-lain.
Interaksi  edukatif  yang  terjadi dalam  proses  pendidikan  atau   proses  pembelajaran  peserta  didik  sangat mempengaruhi proses pembelajaran untuk menjapai tujuan yang diharapkan. Dalam konteks proses belajar mengajar, interaksi edukatif ini ibarat jembatan bagi proses pembelajaran peserta didik. pencapaian tujuan pendidikan, terutama pencapaian tujuan pembelajaran.[6]
2.      Tujuan Pendidikan
Kegiatan pendidikan diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan tersebut merupakan kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan, dan karakteristik pribadi peserta didik. Tujuan pendidikan minimal diarahkan kepada pencapaian empat sasaran, yaitu:
a)      Pengembangan  segi-segi  kepribadian, 
b)      Pengembangan  kemampuan kemasyarakatan, 
c)      Pengembangan  kemampuan  melanjutkan  studi,  dan
d)     Pengembangan kecakapan dan kesiapan untuk bekerja
Oleh karena  tujuannya  positif  maka  proses  pendidikannya  juga  harus  positif, konstruktif dan normatif. Tujuan yang normatif tidak mungkin dapat dicapai dengan perbuatan yang tidak normatif pula. Oleh sebab itu kepada guru sebagai pendidik dituntut untuk selalu bersikap, berbuat, berperilaku, dan berpenampilan sesuai dengan norma-norma.[7]
3.      Lingkungan Pendidikan
Proses pendidikan  selalu berlangsung dalam  suatu lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan. Lingkungan ini mencakup: (a) Lingkungan fisik, terdiri atas lingkungan alam dan lingkungan buatan manusia, yang merupakan tempat dan sekaligus memberikan dukungan kadang-kadang juga hambatan bagi berlangsungnya proses pendidikan, (b) Lingkungan sosial, merupakan  lingkungan  pergaulan  antar manusia. Di lingkungan ini  pendidik dan peserta didik serta orang-orang lainnya terlibat  dalam  pendidikan  terjadinya  kumunikasi  dalam  bentuk  pergaulan pendidikan, (c) Lingkungan keagamaan, adalah lingkungan yang terkait dengan pola-pola kegiatan, perilaku manusia dalam melaksanakan kewajiban dan nilai-nilai keagamaan (d) Lingkungan intelektual, merupakan  kondisi  dan  iklim  sekitar  yang  mendorong  dan menunjang  pengembangan  kemampuan  berpikir.  Lingkungan  ini  mencakup perangkat lunak, seperti sistem dan program-program pengajaran, perangkat keras seperti media dan sumber belajar, serta aktivitas-aktivitas pengembangan dan penerapan kemampuan berpikir, dan (e) Lingkungan nilai, adalah lingkungan yang turut  menata kehidupan nilai bagi individu, kelompok masyarakat, bangsa.[8]
4.      Pergaulan Pendidikan
Pergaulan pendidikan dalam proses pengembangannya berlangsung secara informal, alamiah, dan mungkin juga tidak disadari, walaupun dari sisi pendidik seharusnya selalu disadari mengatakan bahwa proses pendidikan dalam situasi pergaulan berlangsung melalui percontohan.
Para pendidik dengan apa yang mereka perlihatkan, katakan, perbuat, dan berikan. Pendidikan diberikan dengan  “seluruh  penampilan  pendidik”,  dengan  seluruh  hal  yang  pendidik perlihatkan kepada para peserta didik, termasuk hal-hal kurang baik atau tidak mendidik. Inilah yang disebut kesalahan mendidik. Seharusnya dalam pergaulan pendidikan, para pendidik hanya memperlihatkan hal-hal positif, yang ingin tumbuh dan berkembang ada peserta didik, karena dalam pergaulan pendidikan para pendidik menjadi model dan contoh dari konsep pendidikan yang dianutnya.[9]

C.      Model dan Jenis Penelitian Pendidikan Islam
Model dan jenis penelitian pendidikan Islam secara umum tidak berbeda dengan model dan jenis-jenis penelitian dalam penelitian pendidikan lainnya. Perbedaannya hanya terletak pada objek dan sumber kajiannya.
Penelitian dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu, penelitian menggunakan hipotesis dan penelitian tidak menggunakan hipotesis. Penelitian yang tidak menggunakan hipotesis biasanya penelitian berbentuk deskriptif, filosofis, historis, dan penelitian evaluasi. Sedangkan menurut jenis data yang dipergunakan penelitian dibagi menjadi penelitian kualitatif dan kuantitatif.
1)   Penelitian Kualitatif
Bogdan dan Taylor menjelaskan penelitian adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif tentang orang melalui tulisan atau kata-kata yang diucapkan yang dapat diamati.[10]. Namun halnya dengan Indra Prasetia membuat defenisi kualitatif terdiri dari penelitian historis, deskriptif, perkembangan , kasus dan penelitian lapangan, kausal komparatif, eksperimen murni atau semu dan kaji tindak.[11]
Penelitian kualitatif atau sering disebut dengan penelitian kualitatif naturalistik, yaitu jenis penelitian yang mengkaji dan yang dapat menggambarkan realita sosial yang komplek dan konkrit. Dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif naturalistik adalah penelitian yang mempelajari orang-orang yang dilakukan dalam latar ilmiah dan lebih menekankan pada dekripsi data yang diperoleh melalui penelitian lapangan. Dalam penelitian ini, data diperoleh dengan menggunakan observasi, wawancara dan pemanfaatan dokumen. Secara garis besar penelitian kualitatif itu meliputi:
a.         Pendekatan Metode Bervariasi
b.        Latar Belakang Penelitian
c.         Sumber Data
Dalam melakukan penelitian ini data-data yang diperlukan di peroleh dari dua sumber yaitu:
1)   Data Primer
2)   Data Skunder[12]
d.        Prosedur Pengumpulan dan Teknik Perekaman Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1)   Metode Observasi
2)   Metode wawancara[13]
Adapun wawancara dari segi pelaksanaannya, dibedakan menjadi tiga macam meliputi : wawancara bebas (Inguided Interview), wawancara terpimpin (Guided Interview) dan wawancara bebas terpimpin.[14]


e.         Analisis Data
Dalam proses Analisis data peneliti harus memperhatikan: Transkip wawancara, catatan lapangan dari pengamatan, catatan harian penelitian, catatan kejadian penting dari lapangan, memo dan refleksi peneliti.
f.         Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data
Adapun tekhnik yang digunakan dalam pemeriksaan keabsahan data adalah sebagai berikut:
1)   Observasi yang diperdalam
2)   Trianggulasi
Trianggulasi data pun dibagi menjadi tiga meliputi: Trianggulasi data, trianggulasi dengan metode dan trianggulasi sumber.[15]
g.        Tahap-Tahap penelitian
Tahap-tahap penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berkenaan dengan proses pelaksanaan penelitian. Sebagaimana yang dikutip Moleong, penelitian kuliatatif dapat dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu tahap Pra lapangan, tahap pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data.[16]
Demikian dapat dikatakan bahwa pertahapan dalam penelitian ini adalah bentuk urutan atau berjenjang yakni dimulai pada tahap prapenelitian, tahap pelaksanaan penelitian, tahap paska-penelitian. Namun walaupun demikian sifat dari kegiatan yang dilakukan pada masing-masing tahapan tersebut tidaklah bersifat ketat, melainkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
2)   Penelitian Kuantitatif
Penelitian ini secara garis besar meliputi:
a.         Definisi Penelitian Kuantitatif
b.        Asumsi Penelitian Kuantitatif
c.         Karakeristik Penelitian Kuantitatif
d.        Prosedur Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif pelaksanaannya berdasarkan prosedur yang telah direncanakan sebelumnya. Adapun prosedur penelitian kuantitatif terdiri dari tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut:
1)   Identifikasi permasalahan
2)   Studi literatur
3)   Pengembangan kerangka konsep
4)   Identifikasi dan definisi variabel, hipotesis, dan pertanyaan penelitian.
5)   Pengembangan disain penelitian
6)   Teknik sampling
7)   Pengumpulan dan kuantifikasi data
8)   Analisis data
9)   Interpretasi dan komunikasi hasil penelitian.
e.         Tipe-tipe Penelitian Kuantitatif[17]
  Berdasarkan sifat-sifat permasalahannya, penelitian kuantitatif dapat dibedakan menjadi beberapa tipe sebagai berikut:
1)   Penelitian Deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk meneliti dan menemukan informasi sebanyak-banyaknya dari suatu fenomena. Teorisasi dan hipotesis dalam penelitian ini kurang diperlukan karena penelitian ini bersifat ekplorasi, menggambarkan ataupun dengan tujuan untuk menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar data yang diperoleh lapangan. Penelitian ini dapat juga menggunakan satu variable.[18] Penelitian ini meliputi: Penelitian survey, penelitian kasus (case studies), penelitian pengembangan (developmental studies), penelitian tindak lanjut (follow-up studies), penelitian analisis dokumen (documentary studies) dan penelitian korelasi (correlational studies).
2)   Penelitian Eksperimen adalah suatu penelitian yang didesain bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat melalui pengungkapan kelompok eksperimen menjadi kondisi yang diperlukan dan membandingkan hasil perlakuan tersebut terhadap kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan. Penelitian ini merupakan metode inti dari model penelitian yang ada, karena memiliki 3 (tiga) persyaratan yakni: mengontrol, memanipulasi dan observasi. Penelitian ini lebih banyak dilakukan pada bidang kedokteran, teknik dan pertanian.[19] Penelitian ini meliputi: Penelitian “pengukuran sesudah kejadian” dan model-model penelitian eksperimen.[20]
3)   Penelitian Tindakan (Action Research) adalah suatu penelitian bentuk kerjasama antara peneliti dengan para pengambil keputusan, misalnya kerjasama peneliti dengan pihak perusahaan dimana hasil penelitian dapat langsung dipakai dalam rangka pengambilan keputusan manajemen perusahaan. Dalam bidang pendidikan penelitian ini sering disebut tindakan kelas. Validitas penelitian ini secara relative lemah karena sampel kurang presentatif, juga kontrol terhadap variable bebas tidak ditekankan.[21]
4)   Penelitian kausal komparatif; bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan sebab akibat terjadinya suatu fenomena. Contoh: *Studi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas dan efisisensi perusahaan.[22]
5)   Penelitian perkembangan (Development Research); bertujuan untuk menyelidiki pola urutan pertumbuhan atau perubahan sebagai fungsi waktu. Contoh: * Studi Longitudinal Pertumbuhan yang Mengukur Sifat-sifat Perubahan X. * Studi Cross-sectional Tentang Sifat-sifat Pertumbuhan X * Studi Kecenderungan Tentang Pola-pola Perubahan X.[23]
f.         Metode Penelitian Kuantitatif
Untitled.png

3)   Penelitian Evaluasi
Penelitian Evaluasi meliputi: Hakikat dan pentingnya penelitian evaluasi, jenis dan pelaksanaan penelitian evaluasi, penelitian evaluasi dan evaluasi pendidikan dan prosedur pelaksanaan penelitian evaluasi.
4)   Penelitian Kepustakaan
Penelitian Kepustakaan meliputi: Penelitian naskah berupa pengertian dan tata cara penelitian, penelitian humaniora dan pendekatan kewahyuan.
5)   Penelitian Historis
Penelitian Historis adalah penelitian penelusuran dan penemuan sumber sejarah, pengukuran dan penyajiannya dilakukan secara kritis.[24] Penelitian ini meliputi: Pengertian dan prinsip dasar penelitian historis, manfaat penelitian historis dan prosedur pelaksanaan penelitian historis.

6)   Penelitian Dasar
Penelitian dasar adalah penelitian yang dilakukan mempunyai tujuan perluasan ilmu tanpa memikirkan manfaat dari penelitian tersebut.[25]
7)   Penelitian Analisis
Penelitian analisis adalah yang desain risetnya dimulai dari teori dan berakhir pada fakta, oleh karenanya dalam riset ini terlibat satu atau lebih hipotesis. Teori berfungsi sebagai masukan sekaligus sebagai pemecah masalah yang sedang diteliti. Penelitian jenis ini banyak digunakan dalam bidang ekonomi seperti menganalisis factor-faktor atau variabel-variabel ekonomi.[26]
8)   Penelitian Kausal Eksperimen
Penelitian kausal eksperimen adalah penelitian yang mendekati eksperimen (eksperimen semu), biasanya penelitian ini pada manusia, dimana mereka tidak boleh dibedakan antara satu dengan yang lainnya, misalnya mendapat perlakuan karena berstatus sebagai grup kontrol. Dalam penelitian ini peneliti dapat membagi grup yang ada tanpa membedakan antara kontrol dan grup secara nyata dengan tetap mengacu pada bentuk alami yang sudah ada. Penelitian ini banyak digunakan pada bidang pendidikan dan psikologi dengan objek penelitian adalah manusia.[27]
9)   Penelitian Komparatif
Penelitian komparatif adalah penelitian yang tidak memakai data masa lalu melainkan menggunakan data masa sekarang dengan sifat expost facto yaitu data dikumpulkan setelah suatu kejadian selesai berlangsung.[28]
10)  Penelitian Verifikatif
Peneliatian verifikatif adalah penelitian yang bertujuan untuk menguji hubungan-hubungan variable dari hipotesis-hipotesis yang diajukan dengan data empiris.[29]
11)        Penelitian Pengembangan
Penelitian pengembangan adalah penelitian yang bertujuan mengembangkan masalah-masalah dari suatu fenomena, yang dihubungkan dengan teori-teori dari suatu ilmu tertentu, untuk memecahkan masalah itu secara rasional yang biasanya dilakukan dengan cara deduktif. Penelitian pengembangan kadang-kadang ada yang mengarah pada korelasi, namun pada umumnya masih bersifat menduga-duga dan tingkat eksplanatorinya sedikit lebih mendalam dari penelitian eksploratif.[30]
12)           Penelitian Studi Kasus
Penelitian studi kasus adalah pengkajian suatu masalah yang bersifat terbatas dan kesiimpulannya pun hanya berlaku untuk kasus tertentu meskipun bisa menjadi preseden bagi kasus berikutnya.[31]
13)        Penelitian Terapan
Penelitian terapan (applied research) adalah penelitian yang dilakukan atas dasar permasalahan yang signifikan yang hidup dimasyarakat sekitar. Penelitian terapan banyak digunakan dalam bidang industri dengan kajian pengembangan teknologi. Dalam bidang pendidikan dengan kajian pengembangan kurikulum, instrumentasi dan model-model peningkatan kualitas pembelajaran.[32]

D.      Kriteria Penelitian Pendidikan Islam yang Baik
Secara umum untuk mendapatkan hasil dari suatu penelitian atau riset yang baik dalam memuaskan semua pihak, maka perlu dibuat beberapa kriteria. Ada 18 kriteria penelitian pendidikan Islam yang baik:
1.      Masalah dan tujuan penelitian harus berkaitan dengan ruang lingkup penelitian pendidikan Islam
2.      Masalah dan tujuan penelitian harus digambarkan secara jelas sehingga tidak menimbulkan keraguan kepada pembaca.
3.      Penelitian yang dilakukan bersifat kritis dan analitis
4.      Masalah penelitan yang diajukan bersifat rasional
5.      Koherensi yaitu terdapat keterkaitan antar bagian dalam penelitian
6.      Konsistensi penggunaan istilah dalam penelitian
7.      Memuat konsep dan teori yang sebagian besar diambil dari penafsiran-penafsiran ulama terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti dan teori-teori yang dikembangkan oleh ulama atau ahli-ahli pendidikan Islam
8.      Menggunakan istilah dengan tepat dan defenisi yang seragam
9.      Mengembangkan hipotesis yang dapat diuji jika yang akan dilaksanakan adalah penelitian kuantitatif.
10.  Teknik dan prosedur dalam penelitian dijelaskan secara rinci
11.  Obyektifitas penelitian harus tetap dijaga dengan menunjukkan bukti-bukti mengenai sampel yang diambil
12.  Dilakukan dengan hati-hati, cermat, jujur dan teliti
13.  Kekurangan-kekurangan selama pelaksanaan penelitian harus diinformasikan secara jujur dan menjelaskan dampak dari kekurangan tersebut
14.  Validitas dan kehandalan data harus diperiksa dengan cermat. Jika dalam penelitian kuantitatif dilakukan dengan uji coba instrument penelitian sebelum digunakan pada subjek penelitian. Jika pada penelitian kualitatif dilakukan dengan teknik penjaminan keabsahan data.
15.  Dapat diulang oleh peneliti lain sehingga dapat diuji validitas dan reliabilitasnya
16.  Memiliki akurasi yang tinggi (dapat diterima)
17.  Kesimpulan yang diambil harus didasarkan pada hal-hal yang terkait dengan data penelitian
18.  Berimbang antara nilai manfaat penelitian dengan biaya penelitian.[33]
Penelitian yang baik akan memiliki nilai yang baik pada kriteria pada 18 ciri di atas. Hasil yang kurang pada satu atau lebih faktor kriteria akan dapat membuat penelitian menjadi tidak valid.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Metode penelitian pendidikan Islam terdiri dari dua suku kata metode penelitian dan pendidikan Islam. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data atau informasi dari al-Qur’an, al-Hadits dan pendapat para ulama dan pakar pendidikan Islam sebagaimana adanya dan bukan sebagaimana seharusnya dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Ruang lingkup kajian penelitian pendidikan Islam bersifat universal dalam artian mencakup semua ranah dan dikaji dengan banyak sumber konsep kajian. Model dan jenis penelitian pendidikan Islam secara umum tidak berbeda dengan model dan jenis-jenis penelitian dalam penelitian pendidikan lainnya. Perbedaannya hanya terletak pada objek dan sumber kajiannya.
Secara umum kriteria penelitian pendidikan Islam yang baik pada dasarnya sama dengan penelitian pendidikan lainnya. Namun, penelitian yang baik akan memiliki nilai yang baik jika kriterianya dilakukan sesuai prosedur. Hasil yang kurang pada satu atau lebih faktor kriteria akan dapat membuat penelitian menjadi tidak valid

B.     Saran
Makalah ini merupakan pengejawantahan sekelumit pengetahuan yang pemakalah miliki dalam ilmu pembuatan makalah dan tidak menutup kemungkinan banyak terselip kesalahan. Hal itu disebabkan adanya kealpaan dan keterbatasan pemakalah, sehingga masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu sangat diharapkan kepada dosen pengampuh memberikan wejangan kritik dan saran yang membangun.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2005
Bukhari Umar, Ilmu pendidikan Islam, Jakarta: Amzan
Indra Prasetia, Metodologi Penelitian Pendidikan, Medan: FKIP UMSU, 2012
Kuntjojo, Metodologi Penelitian, metodologi-penelitian.pdf
Lexy J. Moeleong. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002
Masganti Sitorus, Metodologi Penelitian Pendidikan Islam, Medan: IAIN Press, 2011
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Logos Kencana, 2005
Salim dan Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Cipustaka Media, 2007
Silabus mata kuliah MPPI (Metodologi Penelitian Pendidikan Islam) PEDI Reguler-A Pascasarjana UIN-SU Medan
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta, 2006
-------------------------. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktis. Jakarta: Bina Aksara, 1993
Suryana, Metodologi  Penelitian: Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, UPI, 2010



[1] Bukhari Umar, Ilmu pendidikan Islam, (Jakarta: Amzan, tt), h. 180
[2] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 131

[3] Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), h. 167
[4] Masganti Sitorus, Metodologi Penelitian Pendidikan Islam, (Medan: IAIN Press, 2011), h. 17

[5] Ibid, hal. 18
[6] Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Logos Kencana, 2005), h. 24
[7] Ibid, h. 27
[8] Ibid, h. 29
[9] Masganti Sitorus, Metodologi …, h. 30
[10] Salim dan Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Cipustaka Media, 2007), h. 46.
[11] Indra Prasetia, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Medan: FKIP UMSU, 2012), h. 6
[12] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Edisi Revisi. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006). h. 129
[13] Suharsimi Ari Kunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktis. (Jakarta:Bina Aksara, 1993), h. 28
[14] Lexy J. Moeleong. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), h. 118
[15] Ibid, h. 108-117.
[16] Ibid, h. 127-147
[17] Kuntjojo, Metodologi Penelitian, metodologi-penelitian,pdf, h. 12
[18] Indra Prasetia, Metodologi…, h. 6
[19] Ibid, hal. 6.
[20] Silabus mata kuliah MPPI (Metodologi Penelitian Pendidikan Islam) PEDI Reguler-A Pascasarjana UIN-SU Medan
[21] Indra Prasetia, Metodologi..., h. 6
[22] Suryana, Metodologi  Penelitian:Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (tk, UPI, 2010), h. 19
[23] Ibid,  h. 18
[24] Ibid, h. 7
[25] Ibid, h. 6
[26] Ibid, h. 6
[27] Ibid, h. 7
[28] Ibid, h. 7
[29] Ibid, h. 7
[30] Ibid, h. 7
[31] Ibid, h. 7
[32] Ibid, h. 7
[33] Masganti Sitorus, Metodologi…, h. 18
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar