Sabtu, 12 Oktober 2013

"Banyak- banyak lah buat sebabnya" Kata bapak itu.

Ada seorang teman bilang padaku: "Kamu memang lelaki banyak ngayal".
Mulanya aku mendengarnya biasa saja, tapi setelah berapa jam kemudian jadi kepikiran juga aku atas apa yang dia bilang tadi. Ku sadari juga, aku memang lelaki penghayal, tapi.. eeiiittzz,,, jangan ngeres dulu ya, ngayal di sini bukan ngayal yang bukan- bukan kok,,

Aku mungkin memang terlahir sebagai lelaki penghayal, memiliki segudang impian yang menumpuk, ingin jadi ini dan itu, bila ku buat list keinginan mungkin terlalu banyak nanti jadinya yang kuceritakan. Dulu waktu SD aku ingin jadi ilmuwan, pelukis, pembalap. Di saat masuk SMP bertambah dari ingin jadi ilmuwan, pelukis, pembalap aku juga ingin jadi Qori dan Sosiolog. Bertambah jenjang di SMA keinginan ku pun menjadi- jadi, aku juga ingin jadi seorang Fuqaha' dan 'Ulama' itu muncul karena semasa dari SMP hingga SMA sebagian mata pelajaran ku adalah ilmu agama yang di kaji melalui kitab- kitab klasik, populernya disebut kitab kuning.
Masih sedikit ku sortir mana impian yang mau ku dahulukan. ku sortir ke rak- rak file perencanaan ku baik jangka pendek maupun perencanaan jangka panjang.
Gak ada salahnya kan bila aku banyak impian, banyak harapan tapi dengan catatan yang ku ketahui bahwa impian itu supaya jangan mandeg sekedar impian belaka, hendaklah dibarengi juga dengan do it, dan segeralah realisasikan. Jangan hanya di tumpuk- tumpuk saja impian itu di file perencanaan, tapi segerakanlah supaya tidak jadi beban dan angan- angan kosong karena agama melarang bagi penganutnya yang berangan- angan kosong.
Pernah dulu chatting dengan dosen saya yang juga saya nge-fans sama dia. Begini seingatku isi chat kami:
"Waaaahhh,,, enak ya sir bisa ke luar negeri ngikuti pelatihan". kata ku memulai pembicaraan.
"Iya.. segala sesuatu itu ada masanya tapi banyak- banyak lah buat sebabnya." jawabnya singkat.
"Iya sir.. insya Allah, saya akan mengikuti jejak sir." balasku
Ku tunggu jawaban chat-nya, sambil menunggu aku buka new tab dan coba googling info- info terbaru. Gak juga mendapat balasan, ku coba ketik lagi untuk mengakhiri pembicaraan:
"hati- hati disana ya sir, di kampung orang, jaga baik- baik kesehatan ya sir, jangan lupa oleh- olehnya.. hehe.. wassalam." ya... sebagai mahasiswa yang baik kan harus berkata yang baik- baik juga kan? walau sekedar basa- basi doank.. hehe becanda..
Nah, kata- kata itu yang buat aku selalu kepikiran, memang sich sederhana tapi sarat dengan makna. "ada benarnya juga sich,," ucapku pelan sedikit berbisik.
Sebuah kata yang begitu menghujam sampai ke dasar otak ku yang selama ini masih bertahan dengan mainset usang yang isinya "bahwa rezeki itu gak kemana- mana, gak perlu terlalu banyak gerak, usaha, doa dan yakin saja sudah cukup untuk mendapatkan sesuatu" . Yaaahh memang, UDY (Usaha, Doa dan Yakin) tapi usaha yang ku maksud, yang ku lakukan masih kurang, masih belum greget kata orang.
Lebihnya dari kata- kata "banyak- banyak lah buat sebabnya" ialah start dari sekarang aku mesti banyak berbuat, banyak- banyak buat sebab, kan toh segala sesuatu ada sebabnya, makanya kata "sebab" tadi di gandeng dengan kata "banyak- banyak" yang bertujuan biar aku banyak- banyak berbuat, dan dengan aku banyak- banyak berbuat maka yang ku inginkan pun tercapai dengan hasil yang akan ku peroleh nantinya insya Allah akan memuaskan ku.Yakin lah.

Begitu.

2 komentar: