Lama
aku tertegun ketika mendengar kabar dari istri ku sewaktu melihat postingan tim
FAM di grup fb atas kepergian kakak. Setelah ku telusuri berita tersebut
langsung ke fb kakak, merasa kurang yakin ku telusuri fb kakak, ternyata aku
terlambat tahu, 8 hari lalu kakak berpulang ke Rahmat-Nya. Pantas saja - bila
tak berlebihan ku katakan - aku merasa kehilangan status fb kakak sejak 8
september lalu, karena postingan kakak kali terakhir pada 7 september.
Hadiah yang pertama dan terakhir dari kakak
Support kali terakhir kakak untuk buku solo kedua ku
Alhamdulillah, tak lama menunggu,
buku itu pun terbit dan sekarang sedang terpajang di etalase koleksi
perpustakaan mini ku serta sudah tersebar beberapa eksemplar walau tak banyak. Aku
pun semakin semangat, ditandai dengan ke-ikut-sertaan ku pada event naskah
terbit gratis tahap 15 (Kecerdasan Emosional dan Spiritual Anak) dan 16 (Guru
PAI). Alhamdulillah, buku kedua (solo perdana) dan ketiga (solo kedua) ku di
penerbit ini pun lahir. Kondisi dan perkembangannya pun sama dengan antologi
puisi di atas, terpajang di etalase dan tersebar pula, baik dijual maupun ku
hadiahkan.
Mengakhiri cerita ku ini, satu yang
ku banggakan dengan sosok founder penerbit ini - kak Almh. Aliya Nurlela -
yaitu beliau insya Allah telah banyak menerima pahala jariyah dari amalnya
menduniakan literasi dan meliterasikan dunia ke para penulis dan calon penulis
melalui event terbit gratis yang sangat membantu. Ini amal baik beliau, insya
Allah menuai keberkahan di dalam kuburnya hingga ke Jannah-Nya.
Aku
bersaksi bahwa kak Aliya seorang inspirator, motivator, founder, leader, panutan,
kakak, sekaligus ibu yang salihah
Selamat jalan kak, الله
يرحمك.
انا لله وانا اليه راجعون
اللهم اغفر لها وارحمها و عافها واعف عنها اللهم اجعل قبرها روضة من رياض الجنة ولا تجعل قبرها حفرة من
حفر النيران
Medan, 22 September 2020.