Rabu, 31 Desember 2014

Antara Kedisiplinan dan Kelalaian

Saban hari sering kebut-kebutan bersama waktu dan mentari, padahal sudah setting waktu secepat mungkin tetap aja gerak dari kediaman jam 06.50. Berlomba dengan waktu memprediksikan antara gerak tubuh, kecepatan motor, traffic light, kemacetan, persimpangan, dan tikungan. Yang sering buat dongkol biasanya dan kebanyakan kaum hawa (maaf gak ada maksud mendiskriditkan) cukup lalai sama lampu sein (lampu kiri-kanan pertanda belok), kadang mau belok di situ mau belok baru tiba-tiba ngidupin tuh lampu, atau tak menghidupkan sama sekali dan juga lupa mematikan lampu sein-nya sewaktu sehabis belok. Bukan sekali-dua kali saja, sering malah, pun pernah beberapa kali kusaksikan langsung terjadi kecelakaan karena kelalaian itu. Tapi seperti yang kukatakan tadi tak bermaksud mendiskriditkan dan memvonis semua kaum hawa seperti itu, hanya sama-sama mengingatkan saja secara blak-blakan walau kebanyakan seperti itu. Memang di jalanan itu tak hanya dari kaum hawa saja yang disalahkan dari segi kelalaian berkendara, dari kaum adam (termasuk aku) pun sering disalahkan karena tak patuh dengan traffic ligh terutama KECEPATAN (kebut-kebutan) selip sana-sini, macamlah itu.

Sewaktu di atas motor (kreta dalam sebutan orang Medan), hati, otak dan tubuh ini terus bercokol menyalahkan bahkan menyumpahi waktu kenapa cepat kali bergulir, meninggalkanku tanpa menunggu barang sekejap, tak berhati (emang waktu punya hati?). Walau begitu masih mending dalam 2 bulan ini masih alhamdulillah bisa terkejar dan tak terlambat sampai sekolah, pas-pasan saja sampainya ketika bel berbunyi, pas-pasan juga nafas saya, pas-pasan tersengal-sengal maksudnya. Dibanding sebelum ramadhan di saat anak-anak sedang baca doa, siap baca doa, mulai belajar malah aku baru sampai ke kelas. Hingga waktu itu mendapat teguran dari wakil kepsek atas kelalaianku, yaaa mungkin waktu sedang tidak berpihak padaku saat itu atau akunya saja yang selalu lalai dan lambat dari sejak sekolah SD dulu sampai sekarang sudah mengajar. Maaf ya waktu aku sering bersangka-sangka dan menyalahimu padahal aku yang sering lalai dan salah.

Itu perkara waktu, yang lebih menjadi masalah lagi perkara MATA yang sering MENGANTUK, hadeeeeeeh,, hancur dunia perdisiplinan kalo begini caranya.


Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar