Senin, 22 Maret 2021

Arti Nama Ḥadīqah Aulia Azwar

Mungkin di dunia ini aku sendiri yang berbeda dalam hal pemberian nama kepada anak. Ada orang tua memberi nama anak-anak mereka berdasarkan kejadian saat anak mereka lahir, cukup banyak memberi nama anak dari nama-nama Nabi, orang-orang saleh, ulama, tokoh, pahlawan, atau orang-orang yang mereka kagumi. Itu semua tak lain tak bukan, hanya mengharapkan kebaikan terlimpahkan kepada anak mereka atas nama yang mereka berikan.

Bagi ku nama sangat berarti dan menentukan, nama juga adalah doa orang tua sepanjang anaknya itu hidup dan terus melekat hingga hari akhir kelak. Sebagaimana Nabi s.a.w. pernah katakan di dalam hadis nya yang diriwayatkan oleh Abu Dawud yang artinya, “Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama kalian dan nama bapak kalian. Maka baguskan lah nama-nama kalian”.

Seorang Muslim yang taat tentu akan mengikuti apa yang disampaikan oleh Rasulnya, maka atas dasar itu lah aku menamakan anak ku dengan nama yang baik lagi berarti, tetapi – sesuai dengan awal paraghraf di atas – aku berbeda dengan orang tua yang lainnya, aku menamakan putri pertama ku berdasarkan nama buku/kitab Tasawuf yang sudah ku tamatkan namun versi Indonesia nya, yakni Ḥadīqatul Auliyā, arabnya  حديقة الاولياءyang artinya Taman Para Wali atau Taman Kekasih Allah karangan Syeikh Tajuddin Naufal, karena aku tak bermarga maka ku tambah dengan nama ku di belakang nama putri pertama ku “Azwar” – di dalamnya sudah include nama ku dan nama istri ku (Azwar Wardah) – maka jadilah nama putri pertama ku Ḥadīqah Aulia Azwar, tulisan arabnya adalah حديقة اولياء ازوار .       

            Secara filosofis, aku berharap putri pertama ku kelak dapat menjadi waliyullah, dapat menjadi taman bagi para wali akhir zaman, taman dalam artian menjadi – salah satu – sumber mendapatkan petuah dan teladan darinya, laiknya taman yang memberikan kedamaian, keharuman, ketenangan di saat siapa saja yang mengunjunginya, begitu pula dengan putri ku, siapa saja yang bergaul, berteman, dan bercengkrama dengannya merasa nyaman, tenang, dan memperoleh kebaikan.


            Alhamdulillah, tepat pada 13 Maret yang lalu aku telah mengakikahkan putri pertama ku saat umurnya sudah 1 tahun 11 bulan, aku sangat senang, bahagia luar biasa, tak terasa hati ini pun melow, secara spontan kontak ke mata, lalu butiran bening itu pun terjatuh berderai sedikit membasahi batik yang ku kenakan ketika selawat dikumandangkan oleh grup nasyid idola ku, Hijazy Sholawat. Betapa tidak, aku merasa acara akikah putri pertama ku terberkahi dengan lantunan-lantunan selawat tersebut. Aku merasa bersyukur sekali kepada Tuhan dan berharap ada kejutan lagi nanti sewaktu mengakikahkan putri kedua ku, Aamiin.        

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar