Sabtu, 07 September 2013

BBM, Siapa yang mau disalahkan?

Sungguh ironi, Indonesia dari 1,sekian juta barel/hari menghasilkan minyak mentah, masih minyak belum lagi gas, tetapi hingga sekarang masih saja mengimpor BBM (minyak yang sudah jadi).

Pasalnya dulu sekitaran antara tahun 1998- 1999 (masa krisis moneter) dan jauh sebelum itu, Indonesia belum bisa mengelola SDA nya sendiri yakni mengolah Minyak Mentah menjadi BBM (Bahan Bakar Minyak) sehingga meminta bantuan dari luar untuk mengelolanya. Dari situ timbul lah sistem bagi hasil dari perjanjian kesepakatan kerjasama antar pemerintah Indonesia dengan perusahaan asing yakni bahan mentah untuk bagian perusahaan asing yang mengelola sedangkan pajak dan bagian Indonesia sudah ada bagiannya sekian persen, sementara untuk BBM (minyak jadi) Indonesia mesti beli lagi dari mereka. Wajar saja minyak mahal.

Pada tahun 2000- sekarang Indonesia baru memulai/ baru bisa mengolah sendiri minyak mentah menjadi BBM dan itu berkat prestasi anak bangsa juga seperti yang dikelola oleh perusahaan Bakrie. Tetapi masih dengan kuantitas yang sangat sedikit sekali sehingga belum bisa menyuplai BBM (minyak jadi) ke banyak tempat di Indonesia. Karena itulah hingga sekarang I N D O N E S I A masih meng- I M P O R minyak.

Subsidi BBM sekarang tak jelas lagi prosedur dan sistemnya, itu permainan mereka antara pemerintah Indonesia sendiri dengan pihak perusahaan asing tersebut.

Semua kembali kepada sistem yang benar dan memang benar- benar bijak serta kepada kesadaran pemerintah terhadap amanah rakyat.

B B M     M E L E J I T
Rakyat   M E N J E R I T..
sekian ..


Sumber: Obrolan ringan penulis dengan salah satu karyawan proyek perusahaan swasta migas
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar