Contoh, kalau gerakannya bangun dari sujud kedua rakaat pertama atau
bangun dari tahiyat awal atau bangun dari sujud kedua rakaat ketiga (pada
Zuhur, Ashar, dan Isya) atau mau sujud pertama sehabis ruku', bolehlah sang
imam memanjangkan harakat takbir, untuk selain itu buat harakatnya pendek saja
agar makmum tak "kecilek".
1. Takbir pertama mengawali salat buat 2 harakat (mau mad asli, mad badal terserah, yang penting 2 harakat)
2. Mau ruku', mau bangun sujud pertama, mau
sujud kedua, mau tahiyat awal, mau tahiyat akhir buat 1 harakat (2 harakat
boleh)
3. Mau sujud pertama setelah ruku' (baik
rakaat pertama s/d keempat) buat 4 harakat.
4. Bangun dari sujud kedua rakaat pertama atau bangun dari tahiyat awal atau bangun dari sujud kedua rakaat ketiga (pada Zuhur, Ashar, dan Isya) buat 4 harakat (6 harakat boleh, mau mad lazim, mad jaiz munfasil, mad wajib muttasil atau mad-mad lainnya yang 6 harakat).
Terkadang ada imam yang kurang mengindahkan hal ini, jadinya terkesan ia bermain dengan nada/harakat tersebut, supaya berasa cengkoknya. Ah, mudah-mudahan ini perasaan ku saja.
Cemana kelen rasa?
NB: Lihat Syeikh Muhammad Salih al-Munajjid,
Dosa-dosa yang Dianggap Biasa