Jumat, 18 Desember 2020

'Ibrah Malam...

 

Langit sejak siang memang tampak mendung, tetapi sosok pria di sudut jalan seakan tak acuh dengan cuaca, ketika beranjak sore perlahan butir-butir suci lagi menyucikan itu berjatuhan membasahi bumi, semula butiran kecil menjadi sedikit besar sehingga berbunyi gemuruh, namun pria itu tak bergeming dari tempat duduknya. Kulit legam yang membungkus tulangnya tampak basah dan dialiri air, sebelumnya melewati rerimbun dedaunan pohon kersen jatuh ke jenggot tak beraturannya.

Kumandang adzan maghrib sayup-sayup terdengar di tengah gemuruh hujan menghantam atap seng rumah penduduk, tetap pria itu termenung menjurus, tatapan matanya kosong, namun di tengah temaram lampu jalan samar-samar tampak mulutnya bergerak komat-kamit, tak tahu entah apa yang ia ucap.

Getaran ponsel android Fendi mengalihkan pandangannya dari pria sudut jalan itu, mengecek, pesan masuk menyatakan temannya selepas isya menjemputnya, tak jadi lepas maghrib. Fendi pun bergegas melaksanakan kewajibannya sebagai seorang Muslim.

Waktu isya pun tiba, sesuai janji temannya datang menjemput dengan mobil, "cocok ku rasa, laptop dan buku jadi aman". Ucap Fendi lirih. 

Mobil keluar dari komplek madrasah tempat Fendi berteduh, melaju perlahan meninggalkan jejak ban yang tak berumur panjang karena dihapus guyuran hujan. Fendi masih penasaran dengan pria tadi seraya menghadap dan matanya mencari tahu dari balik kaca, di mana pria tadi. Hujan pun tak kunjung reda, lamat-lamat sesosok pria tadi tampak olehnya berjalan terseok-seok sambil memeluk diri kedinginan diselingi batuk keras yang memperlihatkan gerakan kecil di perut rampingnya yang basah. Rusuknya yang jelas membentuk. Fendi tetap memperhatikan pria itu walau mobil melesat jauh.

"Mungkin sakit ku ini alarm bagi ku agar aku sentiasa mengingat-Nya, tak lalai dari-Nya. Atau mungkin juga bentuk lain hadiah dari-Nya, karena Dia lebih tahu bila hadiah berupa lazimnya kenikmatan duniawi aku bakal berasa berada di atas awan, lalai dari-Nya, menjadi budak dunia walau sesaat. Jauh dari substansi Adz-Dzariyaat 56". Sejenak Fendi membatin di dalam mobil yang ditumpanginya telah sampai di bilangan Ringroad menuju jalan pulang.

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar